Surabaya Siap Sekolah Tatap Muka? Walkot Eri Cahyadi Buka Suara
Instagram/ericahyadi_
Nasional

Mendikbud Nadiem Makarim mendorong sekolah tatap muka untuk kembali dibuka karena guru sudah masuk penerima prioritas vaksin COVID-19. Lantas bagaimana dengan Surabaya?

WowKeren - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mendorong sekolah tatap muka kembali dibuka pada tahun ajaran baru mendatang. Pasalnya tenaga pengajar sudah masuk daftar prioritas penerima vaksin COVID-19 sehingga diyakini akan lebih aman meski menggelar sekolah tatap muka.

Namun Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tampaknya punya pandangan berbeda. Eri mengungkap kemungkinan Surabaya belum bisa membuka sekolah tatap muka dalam waktu dekat karena Pemkot sendiri masih fokus menekan angka penularan COVID-19, mengingat saat ini masih berada di zona oranye.

"Sekarang Surabaya juga masih oranye. Kecuali sudah kuning (risiko rendah), kuningnya berapa bulan, insya Allah bisa tatap muka," ujar Eri, Kamis (11/3).

Eri memastikan pembelajaran tatap muka akan dilakukan jika zonasi risiko COVID-19 Surabaya sudah lebih rendah demi meminimalisir kondisi yang tak diinginkan. Selain itu, Eri juga masih menunggu aturan resmi dari pemerintah provinsi maupun pusat demi membuka kembali sekolah.


"Sekolah tatap muka menunggu (regulasi) pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," ujarnya, dikutip dari Basra jaringan Kumparan, Jumat (12/3). Namun yang pasti, Pemkot Surabaya hanya mempertimbangkan kesehatan serta keselamatan guru dan para pelajar sehingga tidak terburu-buru dalam membuka sekolah.

"SMA yang jadi kewenangan Pemprov saja juga belum berani sekolah tatap muka. SMP dan SD tatap muka, kira-kira kalau nanti ada siswa yang tertular gimana," tegas Eri.

Saat ini Pemkot Surabaya sendiri, tutur Eri, masih fokus melakukan vaksinasi untuk para guru. "Kami targetkan semua guru bisa divaksin sebelum tahun ajaran baru," pungkas Eri, senada dengan target pemerintah pusat.

Nadiem memang mendorong sekolah tatap muka untuk kembali dibuka pasca guru dan tenaga akademik menerima vaksinasi COVID-19. Pasalnya sudah setahun lebih sekolah Indonesia beralih menjadi pembelajaran jarak jauh yang sulit dilaksanakan secara merata karena keterbatasan geografis juga.

Di antara semua tingkatan pendidikan, Nadiem blak-blakan menyebut perkuliahan yang paling memungkinkan untuk melanjutkan PJJ. "Untuk universitas itu yang akan kita izinkan untuk dibuka, tapi ujung-ujungnya keputusan rektor untuk melakukan tatap muka," kata Nadiem, Rabu (10/3).

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel