Kasus Aktif COVID-19 RI di Bawah Angka Global, Ternyata Ini Penyebabnya Menurut Satgas
Twitter/BNPB_Indonesia
Nasional

Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo membeberkan penyebab kasus aktif di Indonesia menurun dalam beberapa waktu belakangan, bahkan lebih rendah ketimbang angka global.

WowKeren - Sejumlah kabar baik soal perkembangan wabah COVID-19 di Indonesia terus terdengar. Salah satunya disampaikan Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo yakni soal turunnya angka kasus aktif di Tanah Air.

Kasus aktif sendiri mencerminkan jumlah pasien positif COVID-19 yang menjalani perawatan, atau umumnya dihitung dari selisih kasus terkonfirmasi dengan yang sembuh dan meninggal dunia. Dan dari parameter ini, angka kasus aktif COVID-19 di Indonesia berada di bawah level dunia.

"Sepanjang 2-3 bulan terakhir ini, kita bisa menurunkan kasus aktif," tutur Doni dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Senin (15/3). "Sehingga pada hari ini capaian yang terbaik kita sudah satu digit, yaitu 9,72 persen sementara kasus aktif dunia berada pada posisi 17,34 persen."

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu pun mengaitkan keberhasilan penurunan angka kasus aktif tak lepas dari pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro. Bukan cuma masyarakat awam, tingkat kasus positif COVID-19 di kalangan tenaga medis dan dokter pun ikut menurun selama pelaksanaan PPKM Mikro ini.


Namun bukan cuma PPKM Mikro, rupanya keberhasilan menurunkan angka kasus aktif ini juga didukung oleh kebijakan larangan ASN BUMN serta TNI/Polri untuk bepergian ke luar kota semasa libur kemarin. Ternyata larangan tersebut cukup efektif untuk menekan peningkatan kasus COVID-19 yang menurut Doni memang selalu meningkat pesat semasa liburan.

"Strategi terakhir, melarang para pegawai pemerintah yaitu ASN BUMN dan juga Polri/TNI untuk tidak bepergian ke luar kota. Ini ternyata sangat efektif," beber Doni dalam rapat tersebut.

Bukan cuma ASN dan pegawai BUMN, larangan serupa ternyata juga diimbau kepada pegawai swasta. Melihat seberapa efektifnya, Doni pun mendorong agar ini dijadikan pelajaran dalam menekan kasus COVID-19 ke depannya. "Maka yang kita lakukan adalah pembatasan," ujarnya.

"Kita semua harus belajar dari kasus ini. Ketika terjadi libur panjang, maka kasus aktif akan sangat meningkat pesat. Ini berdampak pada rumah sakit penuh, dokter dan tenaga kesehatan lainnya juga terpapar COVID-19," pungkasnya.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru