Pemuda Meninggal Diduga Akibat Vaksin AstraZeneca, Kemenkes Tegaskan Bakal Tetap Dipakai
Unsplash/Fadil Fauzis
Nasional

Pemudia berusia 22 tahun di DKI Jakarta dikabarkan meninggal dunia sehari setelah menerima suntikan dosis perdana vaksin AstraZeneca. Namun distribusi vaksin tersebut akan tetap dilanjutkan.

WowKeren - Seorang pemuda berusia 22 tahun di DKI Jakarta dilaporkan meninggal dunia sehari pasca menerima vaksin AstraZeneca. Laporan medis menyatakan adanya fenomena pembekuan darah (blood clot) sehingga memicu dugaan vaksin AstraZeneca-lah yang menyebabkan kematian tersebut.

Kendati demikian Kementerian Kesehatan memastikan program vaksinasi COVID-19 dengan memakai AstraZeneca akan tetap dilanjutkan. Sebab sejauh ini Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) masih terus menginvestigasi kasus tersebut dan belum selesai.

"Tetap dilanjutkan vaksinasi, karena dalam prinsipnya Kemenkes pelaksanaan," ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada CNN Indonesia, Senin (10/5). "Jadi ya kita jangan buang waktu, kita mendorong terus vaksinasi, karena WHO sendiri rekomendasinya masih tetap dilanjutkan."

Menurut Siti Nadia, laporan KIPI semacam ini sudah banyak dijumpai di Eropa namun vaksin tersebut tetap diedarkan di sana. Gejala KIPI yang paling awam muncul di Eropa adalah pembekuan darah sebagaimana yang konon didiagnosa pada pemuda DKI tersebut.


Di sisi lain, Komnas KIPI menyatakan belum pernah ada kejadian orang meninggal dunia akibat vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Menurut Komnas KIPI, orang yang meninggal dunia pasca divaksin kebanyakan penyebab utamanya bukan karena vaksinasinya tetapi penyebab lain.

"Jadi terkait keputusan vaksinnya ditunda kita tunggu saja hasil dari Komda dan Komnas KIPI. Tapi vaksinasi tetap jalan, apalagi kan jumlah vaksin terbatas jadi jangan sampai kita menunda vaksinasi," tegas Siti Nadia, dikutip pada Selasa (11/5).

Sebelumnya diberitakan warga DKI Jakarta bernama Trio Fauzi Virdaus (22) meninggal sehari pasca menerima suntikan vaksin AstraZeneca. Diketahui mendiang baru menerima suntikan dosis pertamanya pada Rabu (5/5) lalu.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari menyatakan belum ada cukup bukti bahwa mendiang meninggal akibat vaksinasi. Karena itulah investigasi terus dilakukan untuk mengetahui penyebab meninggalnya pemuda tersebut.

"Blood clot kan bisa di otak, paru, perut, dan kaki. Di kaki dan perut biasanya enggak menyebabkan kematian. Biasanya yang menyebabkan kematian di otak dan di paru," tutur Hindra, Senin (10/5). Namun nyatanya tidak ditemukan gejala yang mendukung indikasi blood clot di kedua organ tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru