3 Nakes Meninggal Di Tengah Lonjakan Kasus COVID-19 Madura, Pakar Curiga Terinfeksi Varian Baru
pixabay.com/ilustrasi
Nasional

Seperti yang diketahui, saat ini Madura tengah menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Akibatnya, ketiga tenaga kesehatan meninggal karena terinfeksi dan pakar mencurigai ada varian baru COVID-19 yang masuk.

WowKeren - Angka kasus COVID-19 di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, saat ini tengah mengalami lonjakan. Akibatnya, empat Kecamatan di Bangkalan akan dilakukan mikro lockdown. Hal itu dilakukan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.

Sementara itu, tiga tenaga kesehatan (nakes) di Bangkalan meninggal akibat COVID-19. Menanggapi hal tersebut, Pakar Epidemologi mencurigai bahwa ketiga nakes tersebut terpapar COVID-19 varian baru. Adapun nakes yang gugur yakni dokter, perawat dan bidan RSUD Bangkalan.

"Saya mencurigai varian baru, saya melihat dari nakes yang meninggal," tutur Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemologi Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo saat dihubungi detik.com, Selasa (8/6).

Menurut Windhu, nakes yang telah mendapat vaksin COVID-19 itu seharusnya tidak meninggal. Hal ini dikarenakan meski bisa terpapar COVID-19 usai vaksinasi, kondisinya tidak berat.

"Seharusnya nakes yang vaksin dua kali tidak meninggal," terangnya. "Kalau tertular masih bisa memang, karena vaksin tidak membuat orang tidak bisa terinfeksi, tapi kalau sakit tidak berat. Nah, ini kok bisa ada 3 nakes meninggal."


Windhu menjelaskan bahwa di Bangkalan sendiri hampir 100 persen nakes sudah disuntik vaksin COVID-19. Hal ini lah yang membuat dirinya merasa janggal akan kematian ketiga nakes tersebut.

"Padahal nakes di Bangkalan sudah 99 persen vaksin (COVID-19)," lanjut Windhu. "Harusnya tidak meninggal, kalau meninggal, saya khawatirnya ini adalah varian baru."

Maka dari itu, Windhu menegaskan pentingnya melakukan pelacakan atau tracing untuk mengetahui lebih pasti. Selain tracing, perlu juga dilakukan whole genome sequeen agar bisa mengetahui varian apa yang sedang melonjak di Madura saat ini, khususnya Bangkalan.

Lebih lanjut, Windhu menyarankan Bangkalan menerapkan PSBB seperti di Surabaya Raya atau Malang Raya. Selain itu, membatasi atau menutup sementara akses Suramadu, karena varian baru itu bisa meluas ke Kota Pahlawan.

"Kalau sampai dibebaskan masuk Surabaya, varian ini akan meluas ke Surabaya," tandas Windhu. "Di Bangkalan, TKI yang masuk hampir seribu, jangan-jangan ini yang membuat ada varian baru masuk."

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait