BNPB Angkat Bicara Sikapi Potensi Tsunami 29 Meteri di Jatim
Unsplash/Ilona Froehlich
Nasional

Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Harmensyah, mengungkapkan bahwa berdasar aktivitas kegempaan Jatim pada 2008 hingga 2020, ada loncatan aktivitas kegempaan dalam lima tahun terakhir.

WowKeren - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan potensi terjadinya tsunami besar hingga setinggi 29 meter di sejumlah wilayah Jawa Timur. Menyikapi potensi tsunami dan gempa bumi di wilayah pesisir Jatim tersebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) lantas menekankan pentingnya pencegahan bencana.

Plt Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Harmensyah, menyatakan bahwa pencegahan bencana harus dioptimalkan demi meminimalisir korban jiwa dan mengurangi kerugian yang dapat timbul. "Gempa bumi cenderung meningkat sehingga upaya mitigasi dan pencegahan perlu ditingkatkan," papar Harmensyah dalam keterangan tertulis, Kamis (10/6).

Menurut Harmensyah, pencegahan adalah upaya yang harus dilakukan secara bersinergi oleh semua pihak. Berdasarkan aktivitas kegempaan Jatim pada 2008 hingga 2020, Harmensyah menyebut ada loncatan aktivitas kegempaan dalam lima tahun terakhir.

Oleh sebab itu, BNPB melakukan penguatan kelembagaan BPBD, baik tingkat provinsi, kabupaten, ataupun kota di Jatim. Hal ini menindaklanjuti hasil kajian dan pemodelan potensi bahaya gempa bumi bermagnitudo 8,7 oleh BMKG.

Selain itu, Pemerintah Daerah (Pemda) juga diimbau untuk meningkatkan sosialisasi dan komunikasi risiko terhadap masyarakat. BPBD kemudian akan memastikan keamanan dan ketersediaan jalur serta titik evakuasi. Infrastruktur peringatan dini juga harus dipastikan dapat bekerja dengan baik.


BPBD juga diminta melihat kembali rencana kontinjensi daerah terkait bahaya gempa bumi dan tsunami. "Kelembagaan penanganan darurat yang terencana serta pengembangan kapasitas destana yang terukur," jelasnya.

Adapun catatan BNPB menunjukkan bahwa gempa yang menimbulkan tsunami beberapa kali terjadi di selatan Jawa pada tahun 1840, 1867, 1875, 1977, dan 1994. Adapun tsunami pada tahun 1994 termasuk jenis tsunami-earthquake atau silent tsunami, dimana gempa tidak terlalu dirasakan masyarakat namun tsunami yang terjadi cukup besar.

Sebelumnya, BMKG meminta masyarakat untuk tidak khawatir terkait potensi bencana alam ini. Biro Hukum dan Organisasi Bagian Hubungan Masyarakat BMKG mengungkap bahwa hasil kajian mereka semata merupakan potensi alih-alih prediksi.

"Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya," kata BMKG dalam rilis resminya, Sabtu (5/6). "Sehingga BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempa bumi."

"Berdasarkan hasil kajian dan pemodelan para ahli yang disampaikan pada diskusi bertajuk 'Kajian dan Mitigasi Gempa bumi dan Tsunami di Jawa Timur', zona lempeng selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 8,7," imbuhnya. "Tetapi ini adalah potensi bukan prediksi yang pasti, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait