Perhimpunan Rumah Sakit Tanggapi Isu 'Meng-COVID-kan' Pasien: Kalau Pun Ada Itu Oknum
Unsplash/Mufid Majnun
Nasional

Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi), Lia G. Partakusuma, menyebut bahwa istilah meng-COVID-kan tersebut muncul akibat ulah sejumlah oknum.

WowKeren - Sejumlah rumor terkait virus corona (COVID-19) marak beredar di masa pandemi ini. Salah satunya adalah isu pihak rumah sakit kerap meng-COVID-kan pasien, yakni aksi dimana pasien yang negatif COVID-19 diklaim sebagai pasien positif.

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) lantas buka suara terkait isu tersebut. Sekjen Persi, Lia G. Partakusuma, menyebut bahwa istilah meng-COVID-kan tersebut muncul akibat ulah sejumlah oknum. Lia menegaskan tidak ada satu pun rumah sakit yang melakukan tindakan tersebut.

"Bahwa istilah meng-COVID-kan pasien saya rasa kalau pun ada itu oknum. Kami tidak sama sekali pernah menginginkan satu pun RS yang meng-COVID-kan," tegas Lia dalam Temu Media Persi pada Minggu (20/6). "Itu yang mudah-mudahan tidak ada satu pun RS yang berkeinginan untuk meng-COVID-kan. Karena itu tidak baik dan juga dampaknya sangat buruk untuk perumahsakitan seluruh Indonesia."

Lebih lanjut, Lia menjelaskan bahwa ada aturan yang ketat untuk mendiagnosa pasien sebagai kasus COVID-19. Pihak rumah sakit harus melampirkan banyak dokumen pendukung yang menunjukkan bahwa pasien tersebut memang positif terpapar COVID-19.


Selain itu, Lia juga memaparkan bahwa diagnosis COVID-19 memerlukan waktu yang agak lama. Apalagi waktu diagnostik juga ditentukan oleh fasilitas yang tersedia, ada yang hasilnya bisa keluar dalam sehari, ada pula yang membutuhkan waktu berhari-hari.

"Yang namanya pemeriksaan lab itu tergantung dengan individu. Jadi tidak misalnya satu orang hari ini diperiksa negatif, kemudian satu minggu kemudian negatif. Bahkan ada satu proses di mana si virus itu membutuhkan waktu," katanya. "Bisa saja ada gejala tapi belum terdeteksi oleh alat diagnostiknya. Banyak hal yang bisa menyebabkan hasil diagnostik ini punya satu kekurangan."

Oleh sebab itu, Lia meminta masyarakat untuk terus percaya kepada pihak rumah sakit. Menurutnya, para dokter pasti akan mengobati pasien sesuai dengan kondisi masing-masing.

"Jadi masyarakat jangan juga merasa bahwa kalau diagnosa COVID pasti akan diklaim oleh RS sebagai pasien COVID," papar Lia. "Ya tentu kami mengimbau sama-sama kita menaruh kepercayaan, bahwa tentu dokter akan mengobati sesuai dengan kondisi pasien."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait