Warga yang Viralkan Kasus 'Kartel Kremasi' di Medsos Diperiksa Polisi
AFP
Nasional

Dalam pesan berantai yang viral di media sosial, pihak keluarga jenazah disebut-sebut ditawari jasa kremasi dengan biaya mencapai puluhan rupiah. Polisi pun menyelidiki kasus tersebut.

WowKeren - Media sosial sempat dihebohkan oleh kisah viral mengenai "kartel kremasi" jenazah pasien COVID-19 di Jakarta Barat. Pihak keluarga jenazah disebut-sebut ditawari jasa kremasi dengan biaya mencapai puluhan rupiah.

Pihak kepolisian pun turun tangan menyelidiki kasus kartel kremasi yang viral tersebut. Terbaru, Polres Jakarta Barat turut memeriksa seorang warga bernama Martin yang menyebarkan pesan berantai terkait kasus kartel kremasi tersebut.

Polisi juga telah memanggil pemilik Yayasan Rumah Duka Abadi yang jasa rumah dukanya digunakan oleh keluarga Martin. "Kami sudah panggil pemilik yayasan, dan tadi malam ambil keterangan dari Bapak Martin yang viralkan di media," ungkap Kapolres Jakarta Barat, Kombes Pol Ady Wibowo, Kamis (22/7).

Ady mengungkapkan bahwa masih ada sejumlah saksi lain yang akan dimintai keterangan terkait kasus ini. "Kami harap hal ini tidak terjadi karena pandemi cukup susah, jadi jangan ambil keuntungan dalam kesulitan orang," papar Ady.


Sebelumnya, Polres Metro Jakbar juga telah memeriksa dua orang dari pihak Rumah Duka Abadi. "Iya, sudah kami panggil untuk klarifikasi," terang Kasat Reskrim Polres Jakbar, Kompol Joko Dwi Harsono, Rabu (21/7).

Sebagai informasi, foto nota pembayaran dengan kop Rumah Duka Abadi dan total tagihan mencapai Rp 80 juta sempat beredar di media sosial. Adapun rinciannya adalah biaya peti jenazah Rp 25 juta, transportasi Rp 7,5 juta, kremasi Rp 45 juta, dan pemulasaran Rp 2,5 juta.

Namun pihak Rumah Duka Abadi sendiri telah membantah terlibat dalam kasus "kartel kremasi" tersebut. Tarif kremasi senilai Rp 45 juta yang tertera dalam nota tersebut disebut ditentukan oleh pihak ketiga, bukan Rumah Duka Abadi. Pihak rumah duka disebut hanya membantu menghubungkan pihak keluarga jenazah dengan krematorium.

"Bisnis kami itu ambulans, peti, dan rumah persemayaman. Tidak ada kremasi," tegas Business Development Rumah Duka Abadi, Indra Paulus, Senin (19/7).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru