Vaksinasi COVID-19 Provinsi Ini Masih Di Bawah Target, Epidemiolog: Terkendala Kelompok Minoritas
Pexels/ Maksim Gonchare
Nasional

Tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada masyarakat yang enggan untuk mengikuti vaksinasi COVID-19. Hal ini menyebabkan target vaksinasi pemerintah tidak mudah untuk dicapai.

WowKeren - Vaksinasi COVID-19 saat ini menjadi hal wajib bagi setiap individu di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Seperti yang diketahui, saat ini, pemerintah tengah menggalakkan vaksinasi COVID-19 bagi penduduk Indonesia.

Pemerintah menargetkan untuk memvaksinasi sebanyak 206,8 juta penduduk agar bisa mencapai kekebalan komunal atau herd immunity. Saat ini, pemerintah mencatat ada sekitar 41 juta dosis vaksin COVID-19 yang belum disuntikkan.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menegaskan dan mengingatkan agar setiap daerah bisa mempercepat vaksinasi COVID-19 dan menghabiskan semua stok yang ada. "Atas arahan Bapak Presiden, diminta agar 41 juta dosis vaksin yang sudah tersebar di seluruh provinsi itu segera diselesaikan," terang Budi dalam keterangan, Senin (13/9).

Hingga saat ini, kata Budi, Kemenkes telah menerima sebanyak 169 juta dosis vaksin COVID-19. 157 Juta dosis di antaranya telah diterima daerah, 9 juta dosis dalam perjalanan, 3 juta dosis disimpan sebagai cadangan stok nasional.


Budi menerangkan bahwa Presiden Joko Widodo meminta agar percepatan vaksinasi COVID-19 terus dilakukan, terutama bagi daerah yang capainnya masih di bawah 20 persen. Adapun provinsi yang masih di bawah 20 persen yakni Lampung, Sumatera Barat, Maluku Utara, dan Papua.

Sementara itu, Pakar Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM UNAIR) Surabaya, Laura Navika Yamani menyebut pelaksanaan vaksinasi COVID-19 terkendala oleh kelompok minoritas, termasuk antivaksin. Padahal, pemerintah berharap bisa memvaksin seluruh penduduk Indonesia.

"Tentu harapan kita, semua masyarakat Indonesia bisa divaksin, tetapi itu tidak mungkin bisa," terang Laura kepada Republika.co.id, Senin (13/9). "Kendala program vaksinasi dialami banyak negara, tidak hanya Indonesia."

Selain itu, kata Laura, juga banyak faktor penghambat lainnya seperti agama, kepercayaan, sosial, dan kesehatan. Ia bahkan menyebut mengenai imunisasi dasar lengkap terhadap balita dan anak juga menghadapi persoalan yang sama.

Menurut Laura, pada faktanya, banyak orangtua yang tidak mau anaknya mendapatkan vaksin karena kelompok antivaksin ada di mana-mana. "Sama seperti program ini (vaksin Covid-19) yang mengalami penolakan masyarakat atau antivaksin," imbuhnya.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru