Pengguna Internet di RI Makin Banyak, Siap Digitalisasi Pemilu 2024? Begini Kata KPU
jakartaselatan.kpu.go.id
Nasional

KPU memberi tanggapan soal kemungkinan digitalisasi Pemilu pada 2024. Pasalnya di tengah pandemi COVID-19, kegiatan seperti Pemilu sebaiknya diefisiensikan agar tidak menimbulkan kerumunan.

WowKeren - Pemilihan Umum serentak masih dilaksanakan pada 2024 mendatang, namun persiapannya telah dilakukan sejak sekarang. Bahkan belum lama ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebutkan mengajukan usulan biaya sampai Rp86 triliun untuk pengadaan pesta demokrasi yang kemudian "disentil" oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.

Kini yang menjadi sorotan adalah isu digitalisasi Pemilu. Anggota KPU Viryan Aziz menyoroti peluang digitalisasi Pemilu dikaitkan dengan semakin banyaknya pengguna internet di Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya.

"Penduduk kita 274 juta. Saat ini 202 juta pakai internet, yang punya kartu handphone (provider) 345 juta," tutur Viryan dalam sebuah diskusi daring, Kamis (23/9). "Jadi satu orang bisa punya 2 atau 3 (kartu), pertumbuhan internet rata-rata 10 persen."

"Dan dari pengguna internet tersebut, yang berusia 13 tahun ke atas 77 persen," imbuh Viryan. "Kita punya 3 tahun ke depan. Tentu pengguna internet pasti akan meningkat, jadi peluang digitalisasi pemilu jadi terbuka."


Digitalisasi Pemilu, menurut Viryan, adalah sebuah tantangan besar apalagi di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang. Pasalnya pemerintah tentu sangat berhati-hati agar jangan sampai menimbulkan kerumunan besar yang berpotensi meningkatkan lagi angka kasus COVID-19, sehingga kegiatan kolosal seperti Pemilu sebisa mungkin diefisiensikan serta didigitalisasi.

Viryan tak menampik bahwa digitalisasi Pemilu adalah hal yang sangat rentan, terutama dari segi keabsahan hasil perolehan suara. Namun Viryan juga menjelaskan bahwa KPU selama ini terus berbenah untuk ke arah digital sehingga tentu bisa dilakukan antisipasi untuk mencegah hal seperti suara tidak sah.

"Digitalisasi harus perhatikan aspek-aspek penting, jangan sampai terjadinya hack hasil (pemungutan suara)," kata Viryan. "Kepercayaan publik bisa kita raih lewat digitalisasi kalau transformasi manajemen demokratis apabila dilakukan dengan akuntabilitas, transparan, kecepatan, dan partisipasi."

Viryan menyebut, di Pemilu 2014 kemarin KPU sudah berbenah dengan menggunakan scanner dan komputer. "(Lalu) 2020 sudah mulai pakai smartphone, Sirekap," ujar Viryan, merujuk pada sistem e-rekap perolehan suara di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2020 kemarin.

"Kita punya cukup waktu untuk kembangkan digitalisasi pemilu sesuai kebutuhan," lanjutnya. "Agar 2024 kita bisa lakukan smart election."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru