Kabar Buruk! Epidemiolog Curiga Gelombang 3 COVID-19 RI Sudah Dekat Gara-Gara Ini
Nasional

Meski wabah COVID-19 di Indonesia mulai melandai, banyak yang mengkhawatirkan akan datangnya gelombang ketiga, yang menurut pakar epidemiologi bahkan sudah terlihat tanda-tandanya.

WowKeren - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Marives) Luhut Binsar Pandjaitan memprediksi Indonesia bisa mencapai fase endemi COVID-19 pada Januari 2022. Namun Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, malah mengkhawatirkan gelombang ketiga COVID-19 bisa jadi sudah dekat.

Dicky tidak tanpa alasan menyampaikan kekhawatiran ini, sebab terkait dengan munculnya laporan banyak pasien baru COVID-19 di rumah sakit. Adalah Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) yang mengungkap semakin banyak pasien COVID-19 yang datang dengan kebutuhan dirawat inap.

Fenomena inilah yang membuat Dicky khawatir gelombang ketiga wabah COVID-19 bisa jadi sudah dekat. Meski Dicky pernah memprediksi gelombang ketiga akan datang sekitar akhir 2021, bisa jadi malah akan terjadi lebih awal di Indonesia.

"Jadi ini fenomena serius. Meski prediksinya lonjakan terjadi pada akhir tahun atau awal tahun depan, tapi proses (lonjakan) bisa dimulai perlahan sejak 1-2 bulan sebelumnya," ujar Dicky kepada CNN Indonesia, Selasa (19/10).


Lonjakan ini, menurut Dicky, memang tidak akan terjadi secara langsung melainkan bertahap. Kenaikan kasus pun bisa jadi tidak terlalu terlihat karena faktor pelaporan yang tidak aktual. Namun kemunculan banyaknya pasien COVID-19 di rumah sakit, menurut Dicky, bisa menjadi suatu petunjuk soal adanya lonjakan kasus COVID-19.

"Fakta ada banyak pasien COVID-19 di RS ini jadi awal bahwa situasi menjadi sangat serius. Kenaikan kasus bisa terjadi bertahap, bergantung pada kekuatan deteksi dan penelusuran COVID-19 di daerah," terang Dicky.

Dicky pun berharap laporan kemunculan pasien ini bisa membantu menyadarkan pemerintah supaya lebih serius mengatasi pandemi di Indonesia. Mulai dari meningkatkan upaya testing dan tracing, serta meningkatkan pemeriksaan dengan metode whole genome sequencing (WGS) untuk mencari varian baru.

"Jadi ini sinyal juga, bahwa kita harus meningkatkan 3T, 3M, dan meningkatkan WGS untuk mencari varian baru. Pelonggaran di sana-sini juga harus dilakukan dengan hati-hati," tegas Dicky.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait