Hoaks Omicron Dipicu Chemtrail di Udara, BMKG Ungkap Fakta dan Singgung Soal Teori Konspirasi
Pixabay
Nasional

Melalui laman resmi covid19.go.id, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa narasi Varian Omicron bukan virus namun efek keracunan chemtrail tersebut hanyalah berita bohong alias hoaks.

WowKeren - Belakangan beredar narasi di media sosial yang mengklaim bahwa Varian Omicron bukanlah virus corona (COVID-19) melainkan akibat dari keracunan chemtrail yang ada di udara. Unggahan tersebut menyebutkan beberapa kondisi yang disebut sebagai "gejala keracunan chemtrail".

"WASPADA!! Akhir-akhir ini pesawat chemtrail sgt aktif di udara. Gejala keracunan chemtrail : Demam, badan linu, batuk, flu, diare, badan gatal-gatal, dll. Jika anda sampai keracunan jangan minum obat paracetamol. Sedia selalu norit, VCO, cuka apel, jeruk lemon, Himalayan salt, minum air Kelapa ijo. Jadi paham ya apa yg dimaksud Omicron itu bkn lah virus, tapi sebab akibat dr keracunan chemtrail yg di sebar di udara," demikian narasi unggahan tersebut.

Melalui laman resmi covid19.go.id, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa narasi tersebut hanyalah berita bohong alias hoaks. Dijelaskan bahwa jejak putih yang diklaim sebagai chemtrail merupakan fenomena biasa yang disebut condensation trail. Fenomena tersebut adalah hasil pengembunan udara dengan kadar air tinggi yang bergesekan dengan mesin pesawat.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga membantah isu penyebaran Varian Omicrona melalui chemtrail. Plt. Deputi Bidang Klimatologi, Urip Haryoko, memaparkan bahwa chemtrail adalah gabungan dari kata chemistry (kimia) dan trails (jejak) sehingga dimaknai sebagai penyebaran zat kimia tertentu melalui pesawat terbang.


Urip lantas mengutip penelitian J. Marvin Herndon dan timnya yang berjudul "Chemtrails are Not Contrails: Radiometric Evidence". Penelitian itu menyebutkan bahwa sampai saat ini klaim chemtrails dan dampak negatifnya tidak terbukti.

"Isu chemtrail dapat diklasifikasikan sebagai teori konspirasi yang menyebar dan membuat kepanikan publik," jelas Urip kepada CNN Indonesia, Kamis (17/2).

Adapun teori konspirasi mengenai chemtrail ini rupanya sudah muncul sejak beberapa tahun lalu. Teori konspirasi itu menyebutkan ada program rahasia yang disebarkan melalui pesawat.

Senada dengan penjelasan di laman resmi covid19.go.id, Urip menyatakan bahwa fenomena yang diklaim sebagai chemtrail itu sebenarnya adalah condensation trail atau sering disebut contrail. "Proses ini dapat disetarakan dengan proses pembentukan awan," jelasnya.

Keberadaan contrail di udara bergantung pada kondisi atmosfer. Contrail dapat bertahan lama dan menyebar secara lateral pada kondisi atmosfer yang stabil.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait