Oscar Lawalata akhirnya buka suara soal banyaknya brand lokal mengaku mengikuti ajang Paris Fashion Week. Ia menyinggung soal uang yang terbuang sia-sia dan menegaskan bahwa fashion tak butuh sensasi.
- Lailatul Maghfiroh
- Jumat, 11 Maret 2022 - 13:08 WIB
WowKeren - Paris Fashion Week belakangan ini jadi perbincangan hangat publik. Pasalnya banyak dari brand lokal yang mengaku ikut dalam event tersebut namun kenyataannya tidak terdaftar dalam acara bergengsi itu.
Lantas belum lama ini Oscar Lawalata pun tampaknya ikut buka suara untuk menanggapi hal tersebut. Lewat unggahan teranyar di laman Instagramnya, fashion desaigner kondang ini menyinggung soal uang yang terbuang sia-sia.
Dalam ulasannya, Oscar Lawalata kemudian menyinggung soal bagaimana cara mengangkat karya anak bangsa agar dikenal dunia. Ia kemudian menggarisbawahi bahwa hal itu tidak bisa dilakukan dengan cara membuat sensasi.
"Apapun alasannya, uang yang dibuang menjadi sia-sia dan menjadi hal yang memalukan. Mengangkat kreatifitas fashion anak bangsa diperlukan team yang solid dan mengerti kelayakan pentas dunia. Fashion tidak tumbuh dari sensasi," tulis Oscar Lawalata dalam unggahannya di Instagram, Jumat (11/3).
Selain itu, saudara Mario Lawalata ini juga menegaskan bahwa berkecimpung di dunia fesyen tidaklah mudah. "Fashion Itu Tidak Mudah ~ ❤️🇮🇩#mariberbagipengalaman @gekrafs @sandiuno @bekrafid," tulis Oscar Lawalata sebagai keterangan yang mengiringi unggahannya.
Tak ayal, unggahan Oscar Lawalata tersebut lantas berhasil menyita perhatian warganet dan menuai beragam tanggapan. Menilik dari kolom komentar, tampak banyak netter mengaku sependapat dengan ulasan yang ditulis desainer kondang itu.
"Aselik. Bikin malu aja. Wong fashion show kok ada menu geprek2 segala. Gitu kok ya disupport ama Pak Pamerintah ya. So embarrasing 😏," tulis seorang netter. "Akhirnya yg ditunggu muncul juga 👏👏" sahut lainnya. "👏👏👏 keren, harusnya semua designer bersuara, dan mengambil sikap. Apalagi didukung pemerintah, apakah ada uang negara yang keluar? Saya tak ikhlas sebagai pembayar pajak," timpal lainnya.
(wk/lail)
