Kepala Intelijen Ukraina Yakin Rusia Hendak Belah Negara Mereka Bak Korea Utara dan Selatan
Pexels/Matti
Dunia

Kepala intelijen militer Ukraina Jenderal Kyrylo Budanov meramalkan serangan Rusia akan berlangsung hingga bulan November mendatang dan memperingatkan perang gerilya berdarah.

WowKeren - Kepala intelijen militer Ukraina mengaku bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berusaha untuk membelah negara mereka menjadi dua seperti Korea Utara dan Selatan. Kepala intelijen militer Ukraina Jenderal Kyrylo Budanov meramalkan serangan Rusia akan berlangsung hingga bulan November mendatang dan memperingatkan perang gerilya berdarah.

Budanov yakin bahwa Putin telah memikirkan kembali rencananya untuk pendudukan penuh sejak gagal mengambilalih ibukota Ukraina, Kyiv, dengan cepat dan menggulingkan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskiy. "Ini adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina," tutur Budanov.

Lebih lanjut, Budanov mengatakan dirinya yakin Putin berusaha untuk memecah Ukraina. Menurutnya, Putin telah mengubah arah operasional utama ke arah selatan dan timur.

"Ada alasan untuk percaya bahwa dia sedang mempertimbangkan 'skenario Korea' (untuk Ukraina). Artinya, mencoba memaksakan garis pemisah antara wilayah yang tidak diduduki dan yang diduduki di negara kita. Bahkan, itu adalah upaya untuk menciptakan Korea Utara dan Selatan di Ukraina. Lagi pula, dia pasti tidak bisa menelan seluruh negeri," paparnya.


Selain itu, Budanov juga tak percaya Mariupol akan segera jatuh ke tangan Rusia. Ia juga mengatakan bahwa pasukan Rusia akan menghadapi taktik gerilya bahkan jika berhasil mengalahkan batalion Azov yang berpengalaman di kota yang rata.

"Para penjajah akan mencoba menyatukan wilayah yang diduduki menjadi satu entitas kuasi-negara, yang akan menentang Ukraina yang merdeka. Kami sudah melihat upaya untuk menciptakan otoritas 'paralel' di wilayah pendudukan dan memaksa orang untuk menyerahkan hryvnia (mata uang nasional Ukraina)," terangnya. "Mereka mungkin ingin menawar di tingkat internasional. Namun, perlawanan dan protes warga kita di wilayah pendudukan, serangan balik oleh angkatan bersenjata dan pembebasan bertahap – secara signifikan memperumit implementasi rencana musuh."

Budanov menyampaikan prediksinya saat pemimpin Republik Rakyat Luhansk Leonid Pasechnik mengaku akan ada referendum dalam waktu dekat. Republik Rakyat Luhansk adalah kelompok yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.

"Saya pikir dalam waktu dekat referendum akan diadakan di wilayah republik, di mana orang-orang akan … mengekspresikan pendapat mereka tentang bergabung dengan Federasi Rusia," ujar Pasechnik.

Sebagai informasi, Putin sempat mengakui dua republik yang memproklamirkan diri di timur Luhansk dan Donetsk sesaat sebelum dimulainya perang di Ukraina. Kedua wilayah tersebut merupakan tempat dimana Kyiv telah berkonflik dengan pasukan pro-Rusia sejak 2014.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait