Janji Kurangi Aktivitas Militer di Ukraina, Pasukan Rusia Nyatanya Masih Terus Lakukan Pengeboman
Dunia

Rusia telah sepakat mengurangi aktivitas militer di Ukraina pada Selasa (29/3) kemarin. Tapi Rusia tampaknya tak menepati janji dan masih terus aktif melancarkan serangan ke Ukraina.

WowKeren - Pasukan Rusia menyerang kota-kota di seluruh Ukraina, meningkatkan serangan setelah berjanji untuk mengurangi aktivitas militer selama pembicaraan damai baru. Pada Rabu (30/3), pejabat Ukraina mengatakan mereka telah melihat penembakan baru di utara Ukraina dan tidak ada tanda-tanda pengurangan permusuhan.

Meski begitu, sikap Rusia itu tampaknya sudah diduga oleh pihak Ukraina. Pejabat Ukraina mengatakan kelanjutan serangan Rusia itu tidak mengejutkan mereka.

Pasukan Rusia menyerang kota utara Chernihiv, kurang dari 100 mil jauhnya dari ibukota Kyiv. Pejabat kota juga mengungkap bahwa penduduk di sana tinggal tanpa listrik, air atau gas.

"Malam itu seperti yang kami harapkan, bahwa (semua yang dijanjikan Rusia) adalah kebohongan dari awal hingga akhir. Itulah sebabnya pada malam hari kami melakukan penembakan yang serius... dan Rusia berusaha menghancurkan semua sarana yang mungkin untuk menyeberangi Sungai Desna menuju Kyiv," kata Walikota Chernihiv, Vladyslav Atroshenko, melansir The Guardian.

Di wilayah barat Khmelnytsky, babak baru serangan menghantam fasilitas industri dan memicu kebakaran. Pejabat Ukraina mengatakan Moskow terus merebut fasilitas infrastruktur penting di bagian timur dan utara negara itu.


"Ada alarm udara di seluruh negeri pada malam hari. Faktanya, tidak ada daerah tanpa sirine. Di pagi hari, mereka diulang. Secara khusus, di Donbas... wilayah Kyiv," kata Vadym Denysenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, melansir CNN.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan bahwa bagian dari kesepakatan yang berasal dari pembicaraan damai hari Selasa kemarin termasuk koridor evakuasi yang akan dibuka pada hari Rabu. Vereshchuk mengatakan itu termasuk evakuasi penduduk Mariupol di Ukraina selatan dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Berdyansk.

Dia juga mengatakan rute baru dari Melitopol akan diizinkan. Bersama dengan satu untuk kendaraan pribadi yang digunakan untuk penduduk yang bepergian dari Enerhodar ke Zaporizhzhia.

PBB juga merilis angka pengungsi baru pada hari Rabu. Mengatakan bahwa lebih dari 4 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara asal mereka sejak invasi dimulai 24 Februari.

"Hak untuk bergerak bebas di dalam wilayah Schengen berarti hanya ada sedikit kontrol perbatasan di dalam Uni Eropa," kata badan pengungsi PBB dalam sebuah pernyataan.

"Data kedatangan di negara-negara Schengen (Hongaria, Polandia, Slovakia) yang berbatasan dengan Ukraina oleh karena itu hanya mewakili penyeberangan perbatasan ke negara itu, tetapi kami memperkirakan bahwa sejumlah besar orang telah pindah ke negara lain," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait