Wanita Asal Indonesia Ini Ikut Jadi Relawan Bantu Pengungsi Ukraina di Polandia
Nasional

Seorang wanita yang tengah menempuh pendidikan di Polandia kini ikut menjadi relawan bagi pengungsi Ukraina. Faktanya, wanita itu juga merupakan dosen dari Unesa.

WowKeren - Satu bulan lebih telah berlalu, serangan invasi Rusia ke Ukraina nyatanya masih belum berakhir hingga sekarang. Para penduduk Ukraina pun kini menyebar ke sejumlah negara tetangga untuk mengungsi. Salah satunya adalah Polandia.

Pemerintah Polandia membuat posko-posko pengungsian dan menyediakan kebutuhan pokok bagi para pengungsi. Warga lokal dan turis asing yang tinggal di Polandia turut memberi bantuan dengan menjadi volunteer atau sukarelawan. Salah satu dari para sukarelawan itu rupanya juga ada yang berasal dari Indonesia.

Dia adalah Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Khofidotur Rofiah. Saat ini Rofiah tengah menempuh program Doktor pada Department Pedagogical University of Cracow, Polandia. Di sela-sela waktu kuliah, Rofiah pun tak mau melewatkan kesempatan untuk mengabdikan diri sebagai volunteer di posko pengungsian warga Ukraina.

Sejak gelombang pengungsi terus bertambah, Rofiah menyebut banyak bantuan yang dihimpun melalui media sosial. Tujuannya, untuk mengumpulkan kebutuhan pokok yang dibutuhkan para pengungsi. Seperti makanan, pakaian, selimut, baju, obat-obatan, dan lainnya.

"Alhamdulillah saya dapat kesempatan untuk membantu mengumpulkan, menyeleksi, mengemas, dan menyalurkan berbagai kebutuhan pokok kepada para pengungsi," ujarnya melansir dari dari kanal Unesa.


Rofiah menyebut penduduk Ukraina yang mengungsi terbagi dalam beberapa kategori. Sebagian penduduk melakukan pengungsian untuk menyelamatkan diri dengan bergabung bersama keluarga atau rekannya di Polandia. Namun, ada juga yang sama sekali tidak memiliki keluarga maupun kerabat di Polandia.

“Di pusat atau di posko penerimaan, pemerintah siapkan pusat informasi, nanti mereka yang ada keluarganya di sini akan diarahkan ke daerah tujuan, bahkan disiapkan akomodasinya,” ungkapnya.

Sementara itu, ia menerangkan bagi pengungsi yang tidak memiliki keluarga akan dijamin pemenuhan kebutuhan pokoknya di pusat pengungsian oleh Pemerintah Polandia.

“Namanya perang itu menyangkut keselamatan, tentu takut dan tertekan. Kasihan sama yang rentan-rentan seperti orang tua, dan anak-anak,” kpungkasnya.

Rofiah menilai urusan kemanusiaan sebagai hal yang penting. Terlebih, sejak menjadi mahasiswa hingga dosen, ia mengaku aktif di berbagai kegiatan sosial kemanusiaan.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru