Tak Lagi Bergantung Server, Video Game Online Korea Selatan Bakal Dioperasikan Lewat Blockchain
pixabay.com/Ilustrasi/superanton
Tekno

Jadi terobosan baru, Bloom Technology mengatakan pihaknya berencana untuk memungkinkan pengguna memainkan Kingdom Under Fire di blockchain akhir tahun ini.

WowKeren - Kehadiran teknologi blockchain tampaknya akan turut menghadirkan perubahan pada bagaimana video game online dimainkan. Jika selama ini video game online dimainkan melalui server, maka Kingdom Under Fire, video game online Korea Selatan telah melakukan terobosan baru dengan beroperasi lewat blockchain.

Kreator game tersebut, Bloom Technology, mengatakan pada hari Senin (11/4) bahwa mereka telah berhasil menjalankan game di blockchain yang dibuat secara internal yang disebut Locus Chain. Ini artinya, untuk mengoperasikan game tidak akan lagi bergantung pada server game.

Kingdom Under Fire merupakan judul game yang sangat populer di kalangan gamer internasional. Game ini pertama kali dirilis pada awal 2000-an oleh perusahaan Korea Selatan Blueside dan Phantagram di lebih dari 30 negara, menarik penggemar di Amerika Serikat dan Eropa.

CEO Bloom Technology Lee Sang-yoon mengatakan kepada UPI News bahwa Locus Chain adalah blockchain publik pertama yang digunakan untuk menjalankan game online. Ini adalah terobosan baru dalam teknologi game online.


"Saya pikir secara historis, Locus Chain adalah blockchain publik pertama yang mengoperasikan server untuk game online. Ini adalah terobosan teknologi," ujarnya. "Dalam pandangan saya, kami telah membuktikan bahwa layanan game dapat ditawarkan pada jaringan dan teknologi yang terdesentralisasi."

Kabar gembiranya adalah Bloom Technology mengatakan pihaknya berencana untuk memungkinkan pengguna memainkan Kingdom Under Fire di blockchain akhir tahun ini. Kepala Lembaga Penelitian Keuangan Digital Moon Young-bae, yang juga merupakan seorang ahli blockchain top di Korea Selatan meyakini jika akan semakin banyak layanan yang mengadopsi teknologi blockchain di kemudian hari.

"Blockchain publik memiliki kekuatan sebagai jaringan terdesentralisasi, tetapi juga mengandung kerugian," jelasnya. "Seperti kecepatan yang melambat ketika jumlah pengguna meningkat."

Meski blockchain publik juga mengalami kekurangan namun hal itu bisa diperbaiki seiring dengan perkembangan teknologi. "Termasuk pengamanan desentralisasi dan kecepatan pada saat yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh Locus Chain. Saya pikir teknologi blockchain yang lebih inovatif akan menyusul," imbuhnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait