Usai sempat jadi kontroversi karena childfree, Gita Savitri kembali bereaksi usai dituding giring opini wanita jika kehidupan seorang ibu itu hal yang mengerikan.
- Sisilia Rizky Azalea
- Rabu, 08 Maret 2023 - 10:30 WIB
WowKeren - Influencer cantik Gita Savitri kembali menyita perhatian warganet usai sempat memicu kontroversi soal childfree. Kini, Gita pun bereaksi usia dituding telah mengubah pandangan wanita jika menjadi seorang ibu adalah hal yang mengerikan.
Hal ini bermula usai seorang netizen berbagi cerita soal kehidupannya sebagai ibu yang ternyata tak semengerikan seperti yang disampaikan Gita. Netizen itu kemudian meminta Gita untuk berhenti memposting hal-hal yang bisa menggiring opini publik jika menjadi seorang ibu adalah hal yang berat.
"For me, menjadi ibu ternyata tdk semengerikan itu alhamdulillah. Asal kita dekat dg Allah, serhkan segala peluh keluh ke Allah, minta bantuan ke Allah. Karena, bukan kita yg kuat tpi Allah yg menguatkan kita. Gita boleh memilih apapun keputusan untuk hidup Gita, tp please jgn posting yg menggiring para wanita yg blm menikah/punya anak jd berpikir kalo 'being a mother is so scared'," tulis salah seorang netizen.
Gita pun agaknya tak sependapat dengan komentar netizen tersebut. Tak pikir panjang, Gita langsung bereaksi dan membalas pernyataan netizen tersebut dengan pandangan yang menurutnya benar.
"Nah, di masyarakat relijius, kepercayaan thd ketuhanan suka dijadikan alat utk further opresi cewe, alat gaslighting, alat conditioning supaya kita bisa ttp positif. Ibu dituntut utk sabar & ikhlas because she's doing this for the greater good. She's suffering now supaya dia bisa menikmati buahnya di akhirat nanti," kata Gita. "Hak masing-masing mau percaya apa gak, but to me it look like seakan-akan perempuan gak boleh enjoying their lives in this world now. Dia kayaknya harus berkorban terus, harus bersusah-susah terus."
Meski begitu, Gita tak ingin mendebat soal kepercayaan netizen tersebut pada Tuhan. Namun, alih-alih berbicara soal sisi spiritual, Gita lebih nyaman membahas isu sosial berdasarkan realita yang ada di lapangan.
"At the same time, gw sadar tidak semua orang percaya Tuhan atau higher power. Maka dari itu gw biasanya gak menjadikan aspek spritualiatas ini jadi default ketika lagi ngomong isu sosial dan lebih fokus para realita yang ada di lapangan," tandasnya.
(wk/Sisi)
