Aksi Bela Musim Uighur, PA 212 Ajak Boikot Produk Tiongkok
Nasional

Boikot terhadap produk Tiongkok tidak mustahil dilakukan jika Kedubes China tetap enggan memberikan respon.

WowKeren - Aksi bela Muslim Uighur yang digelar di depan Kantor Kedutaan Besar (Kedubes) China, Jakarta Selatan pada Jumat (21/12) siang dihadiri massa dari berbagai kalangan. Sejumlah peserta yang tergabung dalam Persaudaraan Alumni (PA) 212 juga terlihat hadir meramaikan.

Sayangnya, pihak Kedubes China tidak bersedia menerima perwakilan massa. Adapun alasannya karena ada perbaikan gedung. Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin tidak bisa menerima alasan tersebut.

“Hari ini kita lihat respons daripada Kedutaan Besar China. Hari ini mereka alasan dengan ada perbaikan gedung,” teriak Novel di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). “Buat kita alasan ini tidak bisa terima, silakan kalau lagi saudara dia bikin lagi perbaikan kita tetap datang saudara.”

Selain itu, Novel menegaskan ia dan massa tak segan untuk kembali lagi menggelar aksi yang sama hingga pihak kedubes menerima perwakilan massa. Bahkan, dengan jumlah massa yang lebih besar.

“Kalau kita kasih waktu 2 kali, 3 kali, mereka tidak bisa menerima kita dengan alasan perbaikan gedung, demi Allah kita akan datang lagi,” tambah Novel. “Sepuluh juta kita akan hadir lagi di sini, Saudara.”


Ia juga menambahkan dalam orasinya, jika pihak kedubes masih tidak memberikan respons apapun maka ia mengajak orang-orang untuk memboikot produk dari negeri Tirai Bambu tersebut. “Siap kita boikot produk-produk China? Takbir, allahuakbar,” ujarnya.

Selain Novel, Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwal (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak juga menyuarakan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa massa akan terus melakukan aksi yang sama untuk menyampaikan aspirasi mereka. Tentu saja, dengan tetap mematuhi aturan hukum yang ada.

“Ya bisa juga bisa terjadi (boikot barang produk China),” tegas Yusuf di depan Kedubes China, Jakarta Selatan, Jumat (21/12). “Selain itu, kami akan terus menyampaikan aspirasi ini, kita akan terus menyampaikan dengan cara apa pun. Selama yang kita sampaikan itu sesuai dengan ketentuan hukum dan tidak melanggar hukum.”

Yusuf mengaku sangat prihatin dengan apa yang dialami oleh minoritas Uighur di Xinjiang, Tiongkok. Ia mengecam penganiayaan yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok terhadap etnis Uighur.

“Tuntutannya, dihentikan, jangan diterus-teruskan karena itu kan sudah sangat-sangat melanggar HAM sekali,” kata Yusuf. “Karena manusia, biar bagaimanapun, tidak bisa dianiaya, disiksa semacam itu, bahkan sampai dibunuh dengan hal-hal yang sifatnya dengan cara-cara yang sadis.”

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait