Pengamat Nilai Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Sudah Mentok, Sebut Kampanye Akbar Tak Berguna
Instagram/prabowo
Nasional

Menurut Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi sudah tidak bisa menambah elektabilitas mereka meski masa kampanye masih tersisa 8 hari lagi.

WowKeren - Pemilihan Presiden sudah di depan mata dan akan segera digelar pada 17 April 2019 mendatang. Elektabilitas kedua paslon Capres-Cawapres pun dinilai sudah mencapai batas maksimal.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Menurutnya, baik Joko Widodo-Ma'ruf Amin, maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sudah tidak bisa menambah elektabilitas meski masa kampanye masih tersisa 8 hari lagi.

"Sudah tidak naik lagi, karena saya melihat sudah pada fanatisme politik," tutur Ray di Jakarta pada Kamis (4/4). "Fanatisme politik itu artinya orang mau diapain pun sudah tidak akan mengubah pilihan politiknya."

Menurut Ray, baik pemilih Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandi sudah teguh dan tidak akan mengganti pilihannya. Ia bahkan menyebut bahwa para undecided voters tidak akan memilih salah satu paslon.

"Karena sudah hampir 5 bulan mereka kampanye tidak mengubah pilihan," ujar Ray. "Apalagi tinggal dua minggu ini kira-kira ya."


Oleh sebab itulah, kampanye akbar kedua paslon dinilai tidak berguna untuk meningkatkan elektabilitas. Menurut Ray, kampanye tersebut hanya mampu untuk mempertahankan elektabilitas saja.

"Jadi ya sebenarnya bukan meningkatkan elektabilitas," jelas Ray. "Kalau dalam bacaan saya mempertahankan elektabilitas."

Bukannya naik, Ray malah menilai elektabilitas kedua paslon dapat menurun di sisa waktu kampanye. Hal ini nantinya tergantung pada blunder yang mungkin akan dilakukan masing-masing kubu.

Sementara itu, Ray menilai bahwa kubu Jokowi-Ma'ruf lebih berpotensi untuk melakukan blunder. Pasalnya, banyak unsur paslon yang berada di belakang kubu petahana.

Selain itu, kinerja aparat keamanan juga dapat mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf. Diketahui, baru-baru ini ada eks Kapolsek yang mengaku diperintah untuk memenangkan Jokowi. Kasus ini dapat membuat publik mempertanyakan netralitas Polri.

"Punya potensi yang cukup besar untuk menurunkan. Kalaupun tidak, pindah ke 02," tutur Ray. "Tapi, saya enggak terlalu yakin sih pindah ke 02 gitu, tapi setidaknya mereka akan mengisi 'kotak 3' atau golput."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru