KPAI Ungkap 68 Persen Anak-Anak Kenal 'Djarum' Sebagai Produk Rokok
Nasional

Hal ini diungkap oleh Komisioner KPAI, Sitti Hikmawaty, menanggapi banyaknya pihak yang sangsi atas efek apabila brand Djarum dibiarkan tetap ada di balik prestasi para atlet bulu tangkis.

WowKeren - Permasalahan antara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan PB Djarum masih bergulir. Diketahui PB Djarum berniat meniadakan audisi untuk menjaring bibit unggul atlet bulu tangkis mulai tahun depan.

Tak ayal situasi ini membuat sejumlah pihak ikut berang. Bahkan berangnya masyarakat mengantarkan tagar #BubarkanKPAI memuncaki daftar Trending Topic Indonesia.

Menanggapinya, Komisioner KPAI, Sitti Hikmawaty pun angkat bicara. Ia mengaku menyayangkan reaksi masyarakat yang justru berbalik menyerang KPAI, padahal tidak mengerti duduk perkara secara keseluruhan.

"Saya tidak mengerti logikanya ke mana," ujarnya, Senin (9/9). "Mereka bisa jadi tidak mendapatkan pengetahuan yang sama dengan kita, atau informasi yang ditangkapnya itu terpotong-potong."

"Logikanya sangat sederhana. Yang kita minta hanya turunkan brand image, brand color, logo-logo seperti itu," imbuhnya. "Ketika itu diturunkan, berarti dia mematuhi peraturan yang ada. Kalau peraturannya dipatuhi, sebenarnya KPAI tidak salah."


Lebih lanjut, ia lantas menjelaskan soal bahaya apabila brand dan logo terkait produk Djarum tetap dibiarkan. Menurutnya, hal itu berpotensi menyebabkan masyarakat, khususnya anak-anak, terbiasa dengan brand rokok. Padahal, seperti diketahui, rokok merupakan barang berbahaya.

Ia pun mengungkapkan bahwa KPAI telah melakukan riset untuk membuktikan dugaan mereka. Menurutnya, tingkat keterpaparan anak-anak terhadap rokok pada 2018 meningkat 2,1 persen apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini tak lepas dari peran promosi "terselubung" produk rokok.

"Pada 2018, tingkat keterpaparan menjadi 9,1 persen. Salah satunya karena promosi ini," papar Sitti, dilansir Detik News. "Kenapa baru sekarang? Karena kami menunggu hasil riset kesehatan. Setiap promosi yang melibatkan anak akan berdampak."

KPAI pun mengaku telah menggelar jajak pendapat mengenai asumsi para anak terkait istilah "Djarum". Mengejutkannya, 68 persen koresponden mengaku mengenal istilah tersebut sebagai produk rokok.

"Sekitar satu persen anak mengatakan Djarum itu jarum jahit, 31 persen mengatakan Djarum dalam konteks itu adalah audisi beasiswa bulutangkis dan 68 persen ini mengatakan rokok," jelasnya. "Kami juga kemarin mengatakan kepada anak-anak tersebut dalam pikiran dan hanya terbatas di tiga itu secara random."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait