Pakar Ekspresi Bongkar Emosi Nyinyir Jokowi Saat Singgung Pelukan di Hadapan Surya Paloh
Instagram/jokowi
Nasional

Presiden Jokowi sempat mengungkapkan 'rasa cemburunya' atas pelukan hangat Surya Paloh dan Sohibul Iman kala memberikan sambutan di penutupan Kongres NasDem pada Senin (11/11).

WowKeren - Presiden Joko Widodo sempat mengungkapkan "rasa cemburunya" atas pelukan hangat Ketua Umum NasDem Surya Paloh dengan Presiden PKS Sohibul Iman. Jokowi mengungkapkan "rasa cemburunya" itu kala memberi sambutan di acara penutupan Kongres NasDem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, pada Senin (11/11).

Pakar ekspresi, Handoko Gani, lantas menganalisa Jokowi kala memberikan sambutan tersebut. Handoko sendiri merupakan satu-satunya trainer Interview dan Analisis Perilaku (Human Lie Detector) dari latar belakang sipil yang memiliki otoritas penggunaan alat layered voice analysis (LVA). Menurut Handoko, pelukan antara Paloh dan Sohibul dengan pelukan antara Paloh dan Jokowi memiliki perbedaan.

"Ketika kita melihat pelukan antara Surya Paloh-Sohibul Iman versus Surya Paloh-Jokowi, sesungguhnya kita melihat dua jenis pelukan yang memang berbeda," jelas Handoko. "Surya Paloh-Sohibul Iman tentunya spontan. Sedangkan, Surya Paloh-Jokowi tentunya tidak spontan."

Diketahui, Paloh dan Jokowi akhirnya berpelukan di penutupan Kongres NasDem usai sang Presiden mengungkapkan "kecemburuannya". Berdasarkan analisis Handoko, pelukan Paloh terhadap Sohibul dan Jokowi berbeda karena faktor emosi.


"Hipotesis saya, perbedaan kedua adalah pada emosinya itu sendiri. Kita tahu bahwa berpelukan antar-pria di Indonesia itu sesuatu hal yang bukan budaya. Kebiasaan pun hanya dilakukan bila kedua belah pihak terbiasa dengan berpelukan," terang Handoko. "Kita melihat bahwa pelukan Paloh-Sohibul adalah pelukan bermakna keakraban, dengan perasaan pertemanan yang gembira. Sementara, pelukan Paloh-Jokowi adalah pelukan yang lebih bermakna 'saling memaklumi, saling memaafkan, saling guyup kembali."

Selain itu, Handoko juga menyoroti pernyataan Jokowi yang menyebut bahwa tidak ada yang salah dengan rangkulan atau pelukan. Handoko menilai bahwa terdapat emosi nyinyir kala Jokowi berbicara soal itu.

"Di saat mengatakan 'apa yang salah' di menit 0:51, terlihat adanya gerakan Action Unit R14B, yang merupakan gerakan emosi nyinyir," ungkap Handoko. "Dan kemudian, kita juga melihat betapa beliau berapi-api menjelaskan 'apa yang keliru, apa yang salah?' yang sebetulnya ini pidato reaktif untuk menjawab 'rangkulan saja dicurigai, bangsa model apa ini ?' dengan gaya nasihat manis."

Handoko lantas menyebut Paloh memahami ucapan Jokowi tersebut. Hal ini tampak dari ekspresi mantan Direktur Utama Metro TV tersebut.

"Saya rasa Pak Surya Paloh paham tujuan ucapan Pak Jokowi tersebut," pungkas Handoko. "Terbukti adanya ekspresi berbeda antara audience yang gembira bertepuk tangan versus Surya Paloh yang hanya terdiam dengan ekspresi serius."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru