13 Pasien DBD di Sikka NTT Meninggal, Menteri Kesehatan: Karena Kehendak Tuhan
Nasional

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka pun melaporkan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut sudah mencapai 1.190 orang dengan korban jiwa yang telah mencapai 13 orang hingga Minggu (8/3).

WowKeren - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kini juga tengah menyerang Indonesia. Salah satu daerah yang sedang menghadapi permasalah DBD ini adalah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka pun melaporkan jumlah kasus DBD di daerah tersebut sudah mencapai 1.190 orang dengan korban jiwa yang telah mencapai 13 orang hingga Minggu (8/3). "Sampai saat ini jumlah pasien yang meninggal mencapai 13 orang dan jumlah ini jika dibandingkan dengan beberapa hari terakhir mengalami peningkatan," tutur Plt Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus dilansir Antara.

Meski penyakit ini telah menelan belasan korban jiwa, petugas kesehatan di Sikka juga telah berhasil menyembuhkan ribuan pasien DBD. Berdasarkan data Pemkab Sikka, pasien yang dinyatakan sembuh sejauh ini telah mencapai 1.065 orang. Upaya dan kerja keras petugas kesehatan di Sikka ini lantas mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

"1.190 orang (penderita DBD Sikka) itu bukan sedikit. Jumlahnya sangat banyak," terang Terawan di RSUD Tc Hillers Maumere pada Senin (9/3). "Meski ada 13 orang saudara kita yang meninggal, itu karena kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Bukan kesalahan kita semua."


Menurut Terawan, ada pasien di rumah sakit tersebut yang berada dalam kondisi dengue shock syndrome (DSS), namun pasien tersebut berhasil sembuh. Oleh sebab itu, hal ini merupakan sesuatu yang luar biasa.

"Apresiasi yang sebesar-besarnya untul kita semua atas upaya dan kerja keras menangani DBD ini," ujar Terawan. "Kita berharap DBD ini segera berakhir."

Sebelumnya, Terawan mengungkapkan bahwa Indonesia terlalu disibukkan oleh wabah virus corona (Covid-19). Padahal, wabah DBD dinilainya lebih mematikan.

"Mohon doanya, Kalau ini tidak diatasi dengan baik, akan membuat hal yang tidak nyaman," kata Terawan. "Kita terlalu sibuk dengan corona. Inilah yang justru mematikan, bayangkan dalam berapa hitungan bulan dan hari."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait