Teror KKB Buat Warga Tembagapura Papua Trauma Hingga Ngungsi, Mendagri Buka Suara
Nasional

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian membenarkan ada banyak warga Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, yang ketakutan dan meminta untuk mengungsi ke Timika.

WowKeren - Teror yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di area sekitar PT Freeport Indonesia membuat banyak warga sekitar ketakutan. Akibatnya, warga Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, pun banyak yang memutuskan untuk mengungsi ke Timika.

Hingga Senin (9/3), jumlah pengungsi telah mencapai 1.572 jiwa. "Perlu diketahui bahwa total warga masyarakat yang telah diturunkan ke Timika dari Distrik Tembagapura sejak 6-9 Maret 2020 sebanyak 1.572 jiwa," ungkap Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw melalui rilis pada Senin (9/3).

Para pengungsi itu disebut merasa ketakutan dan trauma atas aksi teror KKB. "Mereka punya pengalaman beberapa tahun yang lalu terutama kaum perempuan dan anak–anak, mereka mengalami kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata," lanjur Paulus.

Hal ini juga telah dibenarkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Selain itu, Tito juga mengaku telah meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika memberikan fasilitas kepada para warga Tembagapura yang terpaksa mengungsi karena ulah KKB tersebut.

"Masyarakat setempat yang ada di situ khawatir, ketakutan, sehingga mereka minta diamankan di Timika," ungkap Tito di Kantor Kemenko Polhukam dilansir Kompas.com, Selasa (10/3). "Langkah berikutnya adalah agar difasilitasi oleh Pemda Mimika, kita sudah komunikasi."


Tak hanya itu, Tito juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Bupati Mimika Eltinus Omaleng untuk membantu para pengungsi pergi ke Timika. Upaya pengungsian itu disebut juga akan mendapat bantuan dari Kodim 1710/Mimika dan Polres Mimika.

"Polres dan Kodim yang membantu mereka (Pemda Mimika)," ungkap Tito. "Sambil kita memperkuat pengamanan di sana oleh Bapak Panglima TNI dan Kapolri."

Lebih lanjut, Pemda Mimika juga diminta untuk berkomunikasi dengan tokoh setempat yang disegani. Hal ini merupakan upaya untuk berdialog dengan KKB.

"Dari Pemda (Mimika) kita minta untuk berkomunikasi dengan tokoh-tokoh yang disegani di sana, baik tokoh agama maupun tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh wanita," ujar Tito. "Berbicara dengan kelompok-kelompok bersenjata itu."

Pasalnya, Tito menilai bahwa jalur dialog cukup efektif untuk meredam aksi teror KKB. Tito menjelaskan bahwa cara tersebut pernah ia terapkan kala masih menjabat sebagai Kapolda Papua pada 2012-2014 lalu.

"Pengalaman saya selaku Kapolda Papua dua tahun, banyak beberapa kali saya bisa melakukan komunikasi-komunikasi dengan mereka, sehingga mereka tidak melakukan aksi kekerasan," pungkas Tito. "Soft approach dilaksanakan, tapi seandainya soft approach tidak bisa dilaksanakan dan mereka melakukan pelanggaran hukum, apalagi ada yang meninggal, segala macam, kita harus bertindak tegas."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait