Bisa Cegah Penularan COVID-19, Ini Bedanya Antiseptik Dan Disinfektan
Nasional

Banyak dicari, begini perbedaan antiseptik dengan disinfektan yang banyak digunakan sebagai cara untuk mencegah penularan wabah virus corona (COVID-19).

WowKeren - Pandemi virus corona (COVID-19) saat ini tengah mengguncang dunia. Dilansir dari Worldometers hingga Selasa (31/3) malam, kasus COVID-19 di seluruh dunia telah mecapai 804.073.

Angka kematian juga terus melonjak menjadi 39.074 korban jiwa. Sementara orang yang berhasil sembuh melawan COVID-19 dilaporkan sebanyak 172.435.

Berbagai tindakan pun dilakukan guna mengantisipasi penularan COVID-19. Diantaranya adalah dengan memanfaatkan antiseptik dan disinfektan sebagai langkah preventif mencegah tertular virus corona.

Akibatnya, bahan-bahan pembuatan antiseptik dan disinfektan menjadi langka di pasaran. Lantas, apa perbedaan dari antiseptik dan disinfektan sendiri? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan perbedaan istilah antiseptik dan disinfektan.

Antiseptik adalah salah satu jenis disinfektan yang menghancurkan atau menghambat mikroorganisme pada jaringan hidup tanpa mengakibatkan cedera. Bahan yang termasuk klasifikasi antiseptik adalah polyvidone iodine, chlorhexidine, dan alkohol. Antiseptik juga disebutkan sangat aman untuk digunakan pada kulit.


Sementara disinfektan memiliki fungsi untuk menghancurkan dan menghambat mikroorganisme patogen pada keadaan nonspora atau vegetatif. Bahan-bahan untuk disinfektan sendiri yang biasa tersedia di pasaran adalah chlorine dan etanol. Disinfektan biasanya ditunjukkan untuk benda-benda mati dengan cara disemprot.

WHO sendiri telah memberikan tips cara pembuatan hand sanitizer dengan bahan etanol dan Iso Propyl Alcohol (IPA). Akibatnya, bahan-bahan pembuat antiseptik dan disinfektan tersebut saat ini menjadi buruan masyarakat di tengah pandemi ini.

Kepala Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Fredy Kurniawan mempertanyakan fenomena ini. Ia merasa sanksi jika masyarakat sepenuhnya dapat meramu pembuatan hand sanitizer dengan kadar yang sesuai. Apalagi, membuat hand saniter secara sembarang dinilai berbahaya.

“Masalahnya, apakah masyarakat mempunyai kemampuan untuk meramu dengan benar?,” tanya Fredy seperti dilansir dari SuaraSurabaya, Selasa (31/3) “Bahkan di antara yang membuat tidak mengerti bagaimana memeriksa kadar alkohol dan bahan yang digunakan dengan baik.”

”Bila dilakukan oleh orang yang tidak punya kompetensi dan kapabilitas yang cukup dalam meramu dan menggunakan secara benar, maka akan sangat berbahaya bagi diri sendiri,” sambungnya. “Selain itu, juga berbahaya bagi orang lain dan juga lingkungan dalam waktu dekat dan bisa jadi jangka panjang.”

Seperti yang diketahui, kasus virus corona di Indonesia terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap harinya. Hingga Selasa (31/3), kasus corona di Indonesia mencapai 1.528 pasien positif COVID-19.

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru