Indeks Prestasi Siswa Indonesia Turun, Jokowi Sentil Persoalan Bolos
Nasional

Indeks prestasi siswa Indonesia menurut Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 menurun. Hal ini lantas membuat Presiden Jokowi menyindir faktor-faktor penyebar penurunan tersebut.

WowKeren - Hasil survei Programme for International Student Assessment (PISA) pada 2018 dibahas oleh Presiden Joko Widodo. Jokowi menjelaskan berbagai faktor yang menjadi penyebab menurunnya hasil survei tersebut.

Orang nomor satu di Indonesia itu menyebutkan bahwa ketidakhadiran siswa di kelas atau membolos dapat mempengaruhi kualitas pendidikan di Indonesia. "Tingginya ketidakhadiran siswa di kelas," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Strategi Peningkatan Peringkat Indonesia dalam Programme for International Student Assessment (PISA), bersama Menteri Kabinet Indonesia Maju melalu telekonference di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (3/4).

Mengacu dari hasil survei PISA ini, Jokowi pun meminta adanya langkah perbaikan. Mulai dari aspek peraturan, regulasi, anggaran infrastruktur, manajemen sekolah, kualitas guru dan beban administrasi guru.

"Ini berkali-kali saya tekankan, mengenai beban administrasi guru," jelasnya. "Guru tidak fokus dengan belajar mengajar tapi lebih banyak dipakai utk hal-hal yang berkaitan dengan administrasi."

Hal ini khususnya perlu difokuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makariem. Selain itu, juga perlu perbaikan proses belajar terutama dengan dengan teknologi informasi dan komunikasi.


"Serta perbaikan lingkungan belajar siswa termasuk motivasi belajar, menekan tindakan perundungan di sekolah," papar Jokowi. "Survei PISA dan juga evaluasi UN terdapat hubungan kuat antara kondisi sosial ekonomi siswa dengan capaian hasil UN atau skor nilai PISA."

Sementara itu, skor Indonesia pada Programme for International Student Assessment (PISA) 2018 yang diselenggarakan oleh The Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) masih dibawah rata-rata organisasi tersebut.

Hasil PISA 2018 yang dirilis oleh OECD di Paris, Perancis, Selasa (31/3) lalu menunjukkan bahwa kemampuan siswa Indonesia dalam membaca meraih skor rata-rata yakni 371, jauh di bawah rata-rata OECD yakni 487.

Sedangkan untuk skor rata-rata matematika yakni 379, sedangkan skor rata-rata OECD 487. Skor rata-rata siswa Indonesia di bidang sains 389, sedangkan skor rata-rata OECD yakni 489.

Dari laporan tersebut menunjukkan bahwa sedikit siswa Indonesia yang memiliki kemampuan tinggi dalam satu mata pelajaran, dan pada saat bersamaan sedikit juga siswa yang meraih tingkat kemahiran minimum dalam satu mata pelajaran. Seperti dalam kemampuan membaca, hanya 30 persen siswa Indonesia yang mencapai setidaknya kemahiran tingkat dua dalam membaca. Bandingkan dengan rata-rata OECD yakni 77 persen siswa.

Sedangkan untuk bidang matematika, hanya 28 persen siswa Indonesia yang mencapai kemahiran tingkat dua OECD, yang mana rata-rata OECD yakni 76 persen. Dalam tingkatan itu, siswa dapat menafsirkan dan mengenali, tanpa instruksi langsung, bagaimana situasi dapat direpresentasikan secara matematis.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru