Indonesia Krisis Reagen, Birokrasi Pemerintah Dinilai Terlalu Berbelit
Nasional

Birokrasi yang panjang membuat waktu proses juga lama. Sedangkan kondisi di lapangan, wabah corona tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk segera diatasi.

WowKeren - Pakar menilai jika saat ini Indonesia tengah mengalami krisis reagen. Reagen sendiri merupakan cairan yang digunakan untuk mengetahui reaksi kimia guna mendeteksi infeksi COVID-19.

Sehingga tanpa adanya reagen yang memadai maka tes akurat untuk mengetahui infeksi corona tidak dapat dilakukan. Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai jika masalah yang menyebabkan persoalan ini masih berkaitan dengan birokrasi pemerintah.

Pasalnya, birokrasi yang berbelit-belit justru akan membuat sulitnya reagen ini masuk ke laboratorium-laboratorium di seluruh Indonesia. "Birokrasi untuk menerima reagen ini harus dipangkas," kata dia dilansir detikcom, Rabu (22/4).

Birokrasi yang panjang membuat waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses itu juga lama. Sedangkan kondisi di lapangan, wabah corona tidak bisa menunggu lebih lama lagi mendesak untuk segera diatasi. Ia kemudian menyoroti prosedur pengiriman reagen dari daerah-daerah yang harus ditujukan ke Jakarta terlebih dahulu.


"Ada lag waktu antara pengiriman dan penyediaan. Selisih waktu ini membuat antrean lebih panjang," tutur Pandu. "Mungkin di Jakarta lebih cepat, tapi di daerah-daerah itu kasihan. Kalau di daerah, reagen perlu dikirim dari Jakarta lewat provinsi dan lewat birokrasi, prosesnya berbelit."

Tanpa adanya reagen, maka tes PCR untuk memetakan COVID-19 juga tidak akan bisa jalan. Jika tes ini tidak dilakukan maka tidak akan diketahui virus tersebut sudah menginfeksi siapa saja.

"Namanya juga komunikasi perang. Ini kan semua orang militer, seperti prajurit yang kehabisan peluru, ya diserang terus," lanjut Pandu. "Bagaimana mengatasi supaya tidak terjadi kekurangan."

Lebih lanjut, jika antrean terlalu panjang maka dikhawatirkan spesimen dari orang yang hendak dites corona juga akan mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, reagen harus datang secepat mungkin. Untuk memastikan agar rumah sakit dan laboratorium tidak kekurangan cadangan maka stok reagen harus dilipatgandakan.

"Walaupun sehari atau dua hari, ini cukup menggelisahkan petugas. Bila antrean panjang, spesimen yang hendak masuk bisa rusak," kata Pandu.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait