Buntut Tragedi ABK WNI di Kapal Tiongkok, 3 Agen Penyalur Jadi Tersangka
Nasional

Sebanyak 14 ABK WNI di Kapal Tiongkok Long Xing 629 menerima tindakan tak manusiawi yang berujung pada meninggalnya 3 kru diantara mereka. Belakangan agen penyalur ke-14 ABK ikut ditindak kepolisian.

WowKeren - Belum lama ini sebuah kabar miris nan mengejutkan didengar dari Korea Selatan. Pasalnya media negara tersebut menyebutkan ada sejumlah anak buah kapal (ABK) berkewarganegaraan Indonesia yang menjadi korban eksploitasi kapal Tiongkok Liong Xing 629.

Eksploitasi yang dialami ke-14 ABK itu luar biasa menyesakkan. Bahkan ada 3 ABK yang sampai meninggal di atas kapal dan jenazahnya dilarung ke laut, konon tanpa persetujuan pihak keluarga.

Kepolisian Indonesia pun mengembangkan penyelidikan terkait dengan eksploitasi tersebut. Dan belakangan Dittipidum Bareskrim Polri menetapkan 3 agen yang memberangkatkan ke-14 ABK tersebut sebagai tersangka.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, menyebutkan 3 sosok sebagai tersangka dengan tuduhan tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Mereka adalah W dari PT Alfira Perdana Jaya di Bekasi, F dari PT Lakemba Perkasa Bahari di Tegal, dan J dari PT Karunia Bahari Samudera atau PT SMG di Pemalang.

"Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan tujuan eksploitasi," kata Listyo, Minggu (17/5). "Bermodus menjanjikan gaji, penempatan kerja dan waktu kerja tidak sesuai."


Kasus ini sendiri begitu ramai dibicarakan di Indonesia. Banyak yang mengutuk tindakan kapal Tiongkok tersebut dan menuntut agar negara tirai bambu segera mengusut tuntas kapal yang disebut-sebut juga melakukan aktivitas ilegal tersebut.

Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korsel, Ari Purboyo, pun sempat membeberkan kondisi jenazah para korban meninggal itu. Menurutnya ketiganya ditemukan dalam kondisi tubuh membengkak.

Banyak faktor yang menjadi indikasi penyebab keempat WNI tersebut meninggal dunia dengan kondisi tubuh membengkak. Ari menyebut ada faktor kekerasan yang dialami, akan tetapi menurutnya faktor tersebut bukan menjadi unsur terbesar dari penyebab meninggal dunia.

Justru Ari menduga faktor utama datang dari makanan dan minuman yang dikonsumsi para ABK selama bekerja. "Itu kemungkinan besar mereka meminum air laut yang disuling," jelas Ari.

Sedangkan ada pula 1 ABK WNI bernama Effendi Pasaribu yang sempat dilarikan ke rumah sakit meski akhirnya nyawanya juga tak tertolong. Tim medis mengonfirmasi Effendi turut menderita pneumonia atau radang paru-paru.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait