Skenario New Normal Corona Justru 'Ancam' Investasi di RI, Kenapa?
Nasional

Pemerintah makin gencar memperkenalkan kebijakan New Normal untuk mengatasi wabah virus Corona. Namun rupanya langkah ini tak melulu berdampak positif bagi perekonomian Indonesia.

WowKeren - Diketahui kurva perkembangan wabah virus Corona di Indonesia belum landai. Bahkan banyak yang menilai saat ini Indonesia belum menemui puncak penyebaran penyakit.

Di tengah situasi tersebut, pemerintah justru memperkenalkan skenario gaya hidup baru bertajuk "New Normal" alias "normal baru". Dengan gerakan ini kehidupan masyarakat akan kembali berjalan normal seperti sebelum ada pandemi, namun dengan kewaspadaan yang lebih ditingkatkan.

Pemerintah pun gencar mempersiapkan penerapan new normal. Termasuk diantaranya mempersiapkan aktivitas sosial dan perekonomian yang harus berjalan berdampingan dengan pandemi.

Dengan new normal, diharapkan situasi perekonomian Indonesia bisa bergerak ke arah yang lebih baik. Namun ternyata skenario ini diduga tak akan disambut meriah oleh pelaku pasar. Kenapa?

Vice President Research Artha Sekuritas, Frederik Rasali, menyebut pasar kemungkinan besar akan menyambut skenario baru ini dengan keraguan. Di satu sisi mereka akan menyambut baik bergulirnya kembali roda ekonomi, tetapi di sisi lain juga khawatir pandemi akan semakin parah karena aktivitas masyarakat kembali normal.


"Pasar pastinya ragu, karena memang takut ada second wave," ujar Frederik, Selasa (26/5), seperti dilansir dari Detik Finance. "Tapi ekonomi kan harus jalan juga."

Dengan demikian, Frederik meyakini indeks harga saham gabungan (IHSG) masih akan bergejolak karena sangat dipengaruhi oleh sentimen berita pandemi. Di sisi lain, Frederik juga memahami dilema yang ada karena Indonesia saat ini harus tetap memastikan pertumbuhan perekonomian di tengah pandemi yang masih meluas.

"Kita sudah melihat sendiri dampaknya di seluruh dunia. Makin banyak tingkat pengangguran dan juga banyak bisnis yang mulai tutup," tutur Frederik. "Karena dengan adanya karantina atau pembatasan jumlah orang berkumpul maka otomatis beberapa bisnis yang mengandalkan bertemunya orang di suatu tempat menjadi menurun."

Namun Frederik juga menilai langkah melanjutkan perekonomian ini memiliki sisi positif. Sebab hingga kini belum ada kepastian kapan vaksin penangkal Corona akan ditemukan sehingga dikhawatirkan pandemi akan berlangsung sangat lama.

"Saya rasa pemerintah berupaya supaya ekonomi tetap berjalan. Namun dengan menerapkan prinsip berhati-hati seperti social distancing masih akan diberlakukan, penggunaan masker masih diwajibkan dan lainnya," pungkas Frederik. "New normal ini tidak artinya langsung dibuka semua tetapi ada beberapa fase dan evaluasi sebelum masuk ke fase berikutnya lagi."

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru