Kembali Terjadi, 2 ABK WNI Terjun Dari Kapal Tiongkok Usai Dapat Tindakan Kejam
Nasional

2 ABK WNI dari Kapal Tiongkok Lu Qian Yuan Yu 901 dilaporkan loncat usai menerima tindakan kejam di kapal tersebut. Kasus ini menambah panjang daftar ABK WNI yang dieksploitasi.

WowKeren - Bukan sekali dua kali Indonesia berurusan dengan kasus eksploitasi tenaga kerjanya di negara tetangga. Yang sempat menjadi sorotan adalah tindakan eksploitasi dan keji yang dialami para anak buah kapal (ABK) WNI di kapal-kapal Tiongkok hingga berujung pada pelarungan sejumlah jenazahnya.

Kali ini eksploitasi kembali dialami oleh 2 ABK WNI yang bekerja di kapal ikan Tiongkok, Lu Qian Yuan Yu 901. Mirisnya, tak hanya menjadi korban tindakan kejam ABK lain, keduanya juga merupakan korban penipuan dari agen penyalurnya.

Reynalfi dan Andri Juniansyah, nama kedua ABK tersebut, sudah tak betah lagi diperlakukan kejam di atas kapal. Alhasil mereka nekat loncat saat kapal tengah berlayar di Selat Malaka.

Kabar menyedihkan ini disampaikan oleh Koordinator National Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Mohamad Abdi Suhufan. Abdi menyebut Reynalfi dan Andri Juniansyah dijanjikan bekerja di sebuah pabrik di Korea Selatan oleh agen penyalurnya, namun akhirnya justru mereka ditipu.

Keduanya dijanjikan jadi karyawan pabrik di Korsel bergaji Rp 25 juta oleh PT Duta Putra Group di Bekasi, Jawa Barat. Dan untuk berangkat pun mereka harus membayar masing-masing Rp 40 dan Rp 45 juta.


Keduanya diterbangkan dari Jakarta ke Singapura dan diminta menunggu. Selama masa menunggu itu mereka diminta ikut kapal ikan Lu Qian Yuan Yu 901 untuk menangkap ikan di perairan India bersama 10 ABK WNI lain.

Tak disangka mereka justru kerap mendapatkan tindakan tak manusiawi dari ABK lain. Bahkan gaji selama 5 bulan mereka bekerja pun tak pernah ditransferkan, yang kemudian menjadi penguat alasan mereka untuk meloncat begitu saja dari kapal ketika berlayar di Selat Malaka.

"Mereka diintimidasi, mendapat kekerasan fisik dan lain-lain. Akhirnya mereka nggak betah," jelas Abdi, seperti dilansir dari VOA Indonesia, Selasa (9/6). " Lima bulan bekerja, gajinya nggak ditransfer juga."

"Akhirnya pada saat kapal melintas di Selat Malaka, mereka memutuskan untuk meloncat. Mereka mengajak temannya yang sepuluh tapi yang sepuluhnya nggak mau," imbuhnya.

Keduanya mengapung hingga terbawa ke perairan Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau. Kapal nelayan kebetulan lewat akhirnya menyelamatkan Reynalfi dan Andri.

Kini kasus keduanya tengah diselidiki oleh Polri bekerja sama dan dalam negosiasi untuk bekerjasama dengan Kepolisian Singapura. Tak hanya itu, belakangan terungkap agen penyalur kedua ABK ini ternyata sudah tutup beberapa bulan lalu.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait