Konflik Tiongkok-India Dipastikan Tak Akan Jadi Perang Besar
Dunia

Ketegangan antar kedua negara bermula saat Beijing mengklaim India membangun jalan serta jembatan di wilayah garis perbatasan. Kemudian pada 15 Juni, pasukan kedua negara terlibat bentrokan.

WowKeren - Mantan Kepala Staf Angkatan Darat India, Jenderal (Purnawiran) Ved Prakash Malik, optimis mengatakan bahwa bentrokan antara pasukan India dan Tiongkok yang terjadi pada 15 Juni lalu di Lembah Galwan, Ladakh, tidak akan mengarah kepada perang dengan skala besar.

"Tidak adil membahas perang dalam situasi saat ini. Tiongkok tidak ingin menyelesaikan sengketa perbatasan dan oleh karena itu penyerbuan semacam itu sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Kita mungkin melihat beberapa pertempuran, tetapi perang habis-habisan sangat tidak mungkin," tutur Malik.

Menurutnya, meningkatnya frekuensi pertikaian antar India dan Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir disebabkan oleh perubahan sikap pasukan militer terhadap politik internal. Tindakan tersebut telah mengikis kepercayaan di tingkat militer, diplomatik, dan politik. "Persepsi mereka terus berubah, dan dengan itu, frekuensi perkelahian," lanjutnya menambahkan.

Malik mengatakan bahwa tentara India telah dibekali oleh peralatan yang dimodernisasi dan mampu mempertahankan wilayahnya. Sementara itu, Tiongkok tidak memiliki bayangan bahwa pasukan India berada dalam kondisi siap tempur seperti pada Perang India-Tiongkok pada tahun 1962 lalu.

"Situasi saat ini adalah langkah yang diambil untuk menghentikan India membuat jalan dan jembatan di LAC, sehingga Tiongkok ingin mempertahankan keunggulan taktisnya. Mungkin ada banyak alasan untuk ini. Popularitas Presiden Xi Jinping telah menurun karena situasi COVID-19, dan dengan demikian mungkin menyebabkan tekanan domestik yang menyebabkan pertengkaran di front timur," kata Malik lagi.


Ia lantas mengatakan bahwa India telah mempertahankan hubungan baik dengan negara tetangga, termasuk Bangladesh, Bhutan, dan Nepal. Dia percaya, permasalahan antara India dan Nepal yang muncul belum lama ini dipicu oleh keterlibatan Tiongkok dengan negara tetangga India lainnya.

Agaknya pendapat Malik ini terbukti, mengingat belum lama ini komandan militer Tiongkok dan India telah melakukan pembicaraan di Moldo, sebuah wilayah di Line of Actual Control (LAC) pada Senin (22/6) waktu setempat. Dalam pembicaraan tersebut, mereka sepakat menarik pasukan masing-masing dari zona bentrokan.

Di sisi lain, ketegangan antar kedua negara bermula saat Beijing mengklaim bahwa India secara sepihak membangun jalan serta jembatan di wilayah garis perbatasan Line of Actual Control (LAC) sejak April. Kemudian pada 6 Mei, pasukan India disebut melintasi perbatasan untuk membangun benteng serta barikade.

Merespons hal tersebut, India mengatakan sejak awal Mei, Tiongkok telah menghalangi pola patroli tradisional India di LAC. Hal itu kemudian menyebabkan bentrok pasukan kedua negara di wilayah perbatasan.

Pada 6 Juni, India dan Tiongkok telah menyepakati deeskalasi di LAC. Kedua belah pihak menyatakan komitmen untuk menghormati dan mematuhi LAC serta tidak melakukan aktivitas yang dapat mengubah status quo.

Namun pada 15 Juni, pasukan India dan Tiongkok kembali terlibat bentrok. Sebanyak 20 tentara dari pihak India dilaporkan tewas. Sementara Tiongkok disebut memiliki 40 korban jiwa. Sama seperti sebelumnya, kedua negara kembali saling tuding menjadi pihak yang melanggar LAC.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait