Nadiem Beri Ide 'Nikah Massal' Untuk Siswa SMK, Seperti Apa?
Nasional

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sedang menyiapkan konsep ‘nikah massal’ untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Seperti apa?

WowKeren - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sedang berusaha memperkuat pendidikan vokasi di Indonesia. Ia kemudian meluncurkan konsep yang diberi nama ‘nikah massal’ demi menyukseskan misinya tersebut.

Penamaan nikah massal sendiri merupakan penyatuan antara sekolah vokasi dengan industri. Seperti yang diketahui, sekolah vokasi seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama ini memang tak lepas dengan industri.

”Untuk vokasi tema bapak-ibu yang selalu dan Pak Wikan tentunya akan selalu menjadi gongnya itu namanya pernikahan massal,” kata Nadiem dalam rapat kerja virtual dengan Komisi X DPR RI, Kamis (2/7). “Dan kita menggunakan analogi ini karena menurut kami ini yang bisa menjadi tema yang mendorong sekolah vokasi baik politeknik maupun SMK untuk ramai-ramai mencari jodoh.”

Dengan konsep nikah massal, Nadiem berharap agar pelajar lulusan sekolah vokasi dapat berjodoh dengan dunia industri. Ia mengatakan jika hal tersebut yang menjadi pembeda antara sekolah umum biasa non vokasi dengan sekolah vokasi selama ini.

”Ramai-ramai mencari jodoh di bidang industri. Yang namanya vokasi itu, tidak vokasi kalau kurikulum atau pengajarnya dan arahannya bukan kepada industri atau yang mereka fokus sektor kerjanya,” jelas Nadiem. “Itu yang menjadi filsafat utama dalam revitalisasi SMK dan politeknik kita.”


Nadiem menjelaskan tujuan konsep nikah massal ini adalah agar SMK dapat menyalurkan sebanyak mungkin lulusannya ke perusahaan. Ia menekankan pentingnya tanda sah ‘nikah’ antara SMK dengan industri, dimana hal ini bisa berupa kontrak.

”Ada beberapa bentuk kerja sama,” ujar Nadiem. “Tapi ujung-ujungnya yang kita harapkan kerja sama yang terpenting adalah adanya penyerapan lulusan sekolah itu langsung kepada dunia kerjanya.”

”Jadinya, kalau pernikahannya itu tidak menghasilkan kontrak kerja sama atau kontrak rekrutmen, itu artinya belum sah lah pernikahannya,” sambungnya. “Itu yang kita push kepada sekolah-sekolah kita.”

Sementara itu, Komite Tetap Pelatihan Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyambut baik konsep 'Pernikahan Massal' antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha. KADIN menilai jika Indonesia perlu menyiapkan lapangan kerja yang cukup dalam waktu 15 tahun kedepan demi menghindari angka pengangguran yang semakin melesat.

“Maka dari itu link and match menjadi penting,” ujar Wakil Ketua KADIN Miftahudin. “Sekarang mulai kita rumuskan supaya lulusan pendidikan vokasi, seperti SMK bisa match dengan industri. Kita membangun kemitraan untuk menjembatani lulusan SMK dengan dunia kerja.”

(wk/lian)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru