Libur Panjang Diduga Picu Lonjakan Kasus Corona RI, Ahli Sarankan Tempat Wisata Ditutup   Lagi
Nasional

Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengakui bahwa masyarakat memang tak dapat dihalangi untuk berlibur di masa long weekend.

WowKeren - Indonesia baru saja mencatatkan rekor 3.308 pasien positif COVID-19 baru dalam sehari pada Sabtu (29/8) lalu. Lonjakan kasus corona ini diduga dikarenakan oleh aktivitas masyarakat yang mengisi libur panjang akhir pekan (long weekend) pada tanggal 20 hingga 23 Agustus 2020 lalu.

Menanggapi hal ini, Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono turut angkat bicara. Menurut Miko, masyarakat memang tak dapat dihalangi untuk berlibur di masa long weekend.

Miko pun menilai satu-satunya cara agar masyarakat tak berlibur adalah dengan menutup tempat wisata. "Kalau tempat wisatanya dibuka, ya enggak ada peraturan enggak boleh berwisata," tutur Miko dilansir Kompas.com pada Selasa (1/9).

Namun demikian, Miko tidak mempersoalkan tempat wisata kembali dibuka di tengah pandemi corona. Asalkan, protokol kesehatan diterapkan dengan ketat di tempat wisata tersebut. Mulai dari penggunaan masker hingga wajib mencuci tangan dengan sabun untuk mengantisipasi penularan COVID-19.


"Kalau mau harus pakai face shield semua yang berwisata," ujar Miko. "Karena itu akan bercampur dari masyarakat yang merah, oranye, kuning dan hijau bercampur di tempat wisata."

Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 telah melaporkan bahwa positivity rate corona di Indonesia pada bulan Agustus ini merupakan yang tertinggi sejak April 2020. Tingginya positivity rate ini juga sejalan dengan laju pertumbuhan kasus positif COVID-19 di Tanah Air.

Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito, menyebut bahwa penambahan kasus positif yang cukup masif dalam tiga hari terakhir ini tak lepas dari libur long weekend pada pekan sebelumnya. Sebelum long weekend Tahun Baru Hijriah, juga ada tanggal merah HUT ke-75 RI yang kebetulan jatuh pada hari Senin.

"Mayoritas penambahan kasus baru, ketika dilacak terjadi di tanggal penularan 16 sampai 22 Agustus," jelas Wiku dilansir Antara. "Ini saat long weekend, tingkat penularan cukup tinggi pada periode tersebut."

Sementara itu, epidemiolog UI Pandu Riono menilai bahwa mobilitas tinggi masyarakat saat libur panjang disinyalir menjadi alasan masifnya pertumbuhan kasus baru. "Sebab saat liburan panjang itu ternyata penduduk jalan-jalan. Sejak awal PSBB sudah begitu banyak (mobilitas) yang distop. Lalu saat liburan panjang orang mudik, bepergian dan sebagainya," pungkas Pandu.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru