Demonstran Omnibus Law di Yogyakarta Serukan 'Perang Terhadap Negara'
Instagram/fspmi_kspi
Nasional

Massa yang menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah dan DPR ini berkumpul di bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, pada Kamis (8/10) hari ini

WowKeren - Gelombang penolakan terhadap Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja yang baru disahkan DPR RI pada Senin (5/10) lalu terus terjadi. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), elemen mahasiswa dan masyarakat bergabung dalam aksi #JogjaMemanggil pada Kamis (8/10) hari ini.

Massa yang menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah dan DPR ini berkumpul di bundaran kampus Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kesempatan tersebut, seorang orator pun menyerukan perang terhadap negara. "Kita hari ini menyatakan perang terhadap negara itu sendiri!" teriak orator di hadapan massa yang telah berkumpul, dilansir CNN Indonesia.

Massa demonstran ini mengkritik DPR dan pemerintah yang dinilai lebih pro terhadap para investor dibanding rakyat kecil. Massa mulai bergerak dari bundaran UGM menuju Gedung DPRD DIY dan Kantor Gubernur DIY sekitar pukul 11.00 WIB.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X rencananya akan menemui langsung perwakilan massa di kantornya. Sebelumnya, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat (FPR) Yogyakarta juga sudah menggelar aksi unjuk rasa tolak Omnibus Law di depan Kantor Gubernur DIY pada Rabu (7/10) kemarin.


Koordinator FPR Yogyakarta, Erlangga menyatakan bahwa Omnibus Law UU Cipta Kerja jelas merugikan rakyat kecil dan hanya menguntungkan pengusaha di sektor agraria. "Omnibus Law itu hanya akan melipatgandakan keuntungan bagi tuan tanah besar, borjuasi, dan perusahaan imperialis," ujar Erlangga dilansir CNN Indonesia.

Menurutnya, tanah-tanah yang selama ini dikuasai oleh para tuan tanah justru tidak produktif jika dibandingkan dengan tanah-tanah yang digarap masyarakat. Ia menilai Omnibus Law yang mempermudah investasi akan berbahaya karena berpotensi membuat tanah rakyat mudah dirampas. "Pengadaan lahan untuk investasi justru semakin memperkuat monopoli tanah di negeri ini," terang Erlangga.

Di sisi lain, aksi penolakan UU Ciptaker ini juga berujung ricuh di sejumlah daerah. Di Semarang, aksi demo yang dilakukan di depan komplek gedung DPRD Jawa Tengah diwarnai dengan hujan batu.

Di Bandung, demo menolak Omnibus Law juga berakhir ricuh pada Rabu (7/10) kemarin. Massa yang terdiri dari mahasiswa dan elemen masyarakat melempari batu ke arah polisi yang berjaga.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru