Masyarakat Indonesia merespon wacana Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) yang mengusulkan agar Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi Pahlawan Nasional.
- Nidya Putri
- Jumat, 23 Oktober 2020 - 16:04 WIB
WowKeren - Organisasi masyarakat Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) mengusulkan agar Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi Pahlawan Nasional. Tak hanya Megawati, JBMI juga mengusulkan kepada pemerintah untuk mengangkat tokoh Batak Muslim Tuan Syekh Ibrahim Sitompul juga.
"Kami mengajukan Ibu Megawati Soekarnoputri menjadi pahlawan demokrasi," kata Ketua Umum DPP JBMI Albiner Sitompul dilansir Detikcom, Jumat (23/10). Mereka menjelaskan jika definisi pahlawan tersebut berbeda dengan ketentuan UU Nomor 20 Tahun 2009, di mana gelar pahlawan diberikan kepada seseorang yang telah gugur atau meninggal dunia.
"Namun dalam maksud kami ini adalah Ibu Megawati adalah tonggak sejarah perjuangan demokrasi," paparnya. "Maka kami sarankan beliau adalah ibu demokrasi atau apa pun sebutannya, kami usulkan di dalam memperingati Hari Pahlawan ini. Beliau adalah pahlawan demokrasi, bukan pahlawan nasional."
Usul itu sendiri telah disampaikan JBMI kepada Kementerian Sosial. Tembusan surat itu juga ditujukan kepada Megawati.
"(Disampaikan ke) Menteri Sosial, sudah kami kirim, kami sudah berkirim surat ke Kementerian Sosial, dan kami tembusi Ibu Megawati. Iya, (pahlawan demokrasi), bukan pahlawan nasional seperti di UU Nomor 20 Tahun 2009, (karena Megawati) masih hidup," jelasnya.
Sementara itu, masyarakat rupanya tak setuju dengan adanya usulan tersebut. Tak sedikit dari mereka yang menyampaikan pendapatnya melalui media sosial.
"Nih yah klo bu Mega jadi pahlawan nasional maka presiden ke 2 juga jadi pahlawan nasional," ujar @an****2. "Betul2 dikuasainya negara kita ni," komentar @y***pg.
"Pngn ketawa takut penjara :)" kata @m***hal. "Pulau ligitan sama pulau sipadan apa kabarnya," sentil @ai***60. "belum cukup jam terbang...nya," imbuh @ha****to.
(wk/nidy)
