Masyarakat Bisa Akses Vaksin COVID-19 Secara Mandiri, Begini 7 Tahapannya
Nasional

Pemerintah menyediakan jalur mandiri alias peserta membayar sendiri vaksin COVID-19 yang dipesannya. Bio Farma pun mengungkap 7 langkah untuk mengakses layanan ini.

WowKeren - Rencana vaksinasi COVID-19 terus dimatangkan oleh pemerintah, termasuk bagaimana cara masyarakat untuk bisa mengaksesnya. Dan sebagai informasi, nantinya ada 2 jalur penyediaan vaksin, yakni yang dibiayai pemerintah atau mandiri alias ditebus sendiri oleh masyarakat.

Dan kekinian jalur akses vaksin COVID-19 secara mandiri sudah disiapkan oleh PT Bio Farma (Persero). Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma, Soleh Ayubi, mengungkap setidaknya ada 7 tahapan yang perlu ditempuh bagi yang hendak melakukan vaksinasi.

Yang pertama adalah dengan melakukan registrasi dan pemesanan atau pre-order. Nanti akan tersedia 3 kanal untuk pendaftaran vaksinasi ini. "Melalui aplikasi, laman web, dan datang ke tempat atau walk in. Ini akan disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing," kata Soleh, Selasa (24/11).

Usai pendaftaran, penyelenggara akan menyortir siapa yang akan melakukan vaksinasi mandiri. Selain itu pemesanan juga untuk memastikan jumlah vaksin yang mesti disediakan mengingat jumlahnya yang terbatas.

Selanjutnya, peserta vaksinasi memilih tempat dan waktu. Pemilihan yang meliputi reservasi tempat, tanggal, dan waktu vaksinasi itu baru akan dilakukan setelah vaksin dikirim ke kota pendaftar.

Setelahnya baru pemesan diminta melakukan pembayaran. Pembayarannya pun disesuaikan apakah berstatus sebagai klien perusahaan atau mandiri.


"Khusus klien perusahaan, pembayaran tidak perlu dilakukan," tutur Soleh, dilansir dari Tempo, Rabu (25/11). "Jadi secara otomatis sistem akan mengetahui bahwa NIK tertentu dibayarkan oleh perusahaan, maka reservasi selesai tanpa harus melakukan pembayaran."

Lalu pemesan bisa mengisi in-form consent, sebuah berkas untuk mengetahui kondisi pemesan sebelum vaksinasi dilakukan. Notifikasi pengisian formulir ini baru diberikan 2 jam sebelum penyuntikan dilakukan.

Apabila pemesan sedang demam, maka tidak boleh divaksin terlebih dahulu. Namun, apabila pemesan memenuhi persyaratan kondisi untuk divaksin, maka akan mendapat QR Code.

Peserta yang sudah menerima QR Code kemudian bisa menuju lokasi penyuntikan dan memindainya sebagai kunci untuk masuk ke ruang tunggu. Pemesan kemudian akan disuntik, diikuti dengan pemindaian QR Code lagi yang selaras dengan kode di botol vaksin.

"Ini titik yang krusial, yaitu menghubungkan Vial ID dengan NIK dan QR Code-nya," terang Soleh. Hal ini selaras dengan rencana pemerintah untuk membuat vaksinasi digelar secara digital.

Keenam orang yang sudah divaksin akan diobservasi terlebih dahulu selama 30 menit untuk melihat apakah ada gejala pembengkakan atau kemerahan. Jika kondisinya baik-baik saja, maka vaksinasi pertama selesai dan akan dilanjutkan dengan vaksinasi kedua dua pekan setelahnya.

Ketujuh, peserta akan mendapatkan sertifikat sebagai penanda bahwa dirinya sudah divaksinasi. Nantinya sertifikat ini akan disebar ke berbagai pihak, seperti kementerian maupun layanan transportasi umum. Selain itu data vaksinasi ini juga akan terhubung dengan basis data nasional.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru