Nadiem Makarim Umumkan Sekolah Tatap Muka Bisa Dimulai Juli 2021, Ini Syaratnya
Instagram/nadiemmakarim
Nasional

Mendikbud Nadiem Makarim menilai sekolah tatap muka mungkin bisa kembali dibuka pada Juli 2020 meski tidak penuh 100 persen. Namun tentu ada syarat yang harus dipenuhi, apa?

WowKeren - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan pengumuman penting soal kelanjutan sekolah tatap muka di tengah pandemi COVID-19. Disebutkan bahwa sekolah tatap muka kemungkinan bisa kembali dibuka pada Juli 2021.

Rupanya kebijakan ini tidak lepas dari target vaksinasi COVID-19 tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang masuk dalam target penerima vaksin tahap 2 diperkirakan selesai pada akhir Juni 2021 sehingga pada Juli proses belajar tatap muka bisa dilakukan.

"Kami ingin memastikan kalau guru dan tenaga kependidikan sudah selesai vaksinasi di akhir Juni," terang Nadiem di Jakarta, Rabu (24/2). "Sehingga di Juli, insya Allah, sudah melakukan proses belajar tatap muka di sekolah."

Kendati demikian, meski sudah menerima vaksin dan pembelajaran dilakukan secara tatap muka, Nadiem mendesak agar setiap elemen sekolah untuk mematuhi protokol kesehatan. "Kita ini harus bisa melatih kebiasaan baru, proses belajar tatap muka di sekolah dengan protokol kesehatan yang baik," tegasnya, dikutip dari Kompas.


Guru dan tenaga kependidikan, tutur Nadiem, menjadi prioritas penerima vaksin karena sistem belajar yang terhambat di tengah pandemi. Menurutnya siswa dan siswi sudah terlalu lama menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang selama pelaksanaannya diwarnai dengan sejumlah polemik terutama dari segi sarana-prasarana.

"Jadi esensinya itu," kata Nadiem. "Sekolah merupakan salah satu sektor yang sampai sekarang belum tatap muka. Dan risiko dari pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang terlalu lama itu sangat besar."

Karena itulah Kemendikbud kemudian mengambil tindakan cepat supaya guru dan tenaga pengajar bisa menerima vaksinasi. Kendati demikian pembelajaran tatap muka tidak akan dilakukan 100 persen. "Tapi akan terjadi bisa dua kali seminggu atau tiga kali seminggu, tapi dengan sistem protokol kesehatan yang harus dijaga," jelasnya.

Untuk proses pemberian vaksin, menurut Nadiem akan terlebih dahulu diberikan kepada guru SD, PAUD, dan Sekolah Luar Biasa. Baru setelahnya kepada guru SMP, SMA, dan SMK, sedangkan yang terakhir adalah dosen perguruan tinggi.

"Jadi mereka (SD, PAUD, dan SLB) memang yang membutuhkan interaksi fisik dan tatap muka. Walaupun belajar tatap muka di sekolah harus menggunakan protokol kesehatan dari Kemendikbud dan Kemenkes," pungkas Nadiem.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait