Polisi Benarkan Penjual Senjata Dalam Serangan Mabes Polri Adalah Eks Napi Terorisme Aceh
Pxhere
Nasional

Pihak kepolisian sendiri masih mendalami keterlibatan penjual senjata bernama Muchsin Muchsin Kamal alias Imam muda tersebut dalam aksi penyerangan yang dilakukan ZA pada Rabu (31/3) pekan lalu.

WowKeren - Densus 99 Antiteror Polri turut mengamankan penjual senjata jenis Airgun yang digunakan oleh pelaku penyerangan Mabes Polri, ZA. Penjual yang bernama Muchsin Kamal alias Imam muda tersebut ditangkap di Syiah Kuala, Banda Aceh.

Kekinian, Polri menyatakan bahwa penjual senjata tersebut adalah mantan narapidana terorisme (napiter) di wilayah Aceh pada tahun 2010 silam. "Benar, yang bersangkutan eks napiter Jalin Jantho, Aceh tahun 2010," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono, Senin (5/4).

Meski demikian, Rusdi tak menjelaskan lebih lanjut soal keterlibatan teror yang pernah dilakukan Muchsin hingga ia menjadi narapidana. Pihak kepolisian sendiri masih mendalami keterlibatan Muchsin dalam aksi penyerangan yang dilakukan ZA pada Rabu (31/3) pekan lalu.


Diketahui, wilayah Jalin Jantho, Aceh Besar, sempat menjadi tempat pelatihan militer yang didirikan oleh aliansi kelompok ekstremis dari berbagai daerah pada tahun 2010 silam. Pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), Oman Rochman alias Aman Abdurrahman turut terlibat dalam pelatihan militer tersebut.

Adapun pendiri kamp pelatihan militer ini adalah pendukung Ayman al-Zawahiri dan Noordin M Top. Diketahui, Zawahiri adalah tokoh Al-Qaeda yang tewas ditembak pasukan Amerika Serikat di Iraq pada tahun 2006, sedangkan Noordin M Top tewas tertembak di Solo pada tahun 2009.

Di sisi lain, pengamat terorisme Al Chaidar menduga bahwa Muchsin selaku penjual senjata tidak terkait dengan penyerangan yang dilakukan oleh ZA. Ia meyakini bahwa Muchsin tidak bersalah dan ZA melakukan serangan lone wolf.

"Bisnis kebun alpukat bahkan sangat sukses dan mampu mempekerjakan banyak eks kombatan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) yang tak terayomi oleh program reintegrasi pasca Memorandum of Understanding di Helsinki 2005," ujar Chaidar dalam keterangannya, dikutip dari Merdeka.com, Minggu (4/4). "Bagi kawan-kawannya eks Jalin 2010 yang sangat mengenalnya, Muchsin Kamal sangat anti terhadap ISIS (Islamic State of Iraq and Syam) dan membawa pemahaman yang sangat moderat setelah keluar dari penjara."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait