Pakar Ungkap Mutasi COVID-19 Asal India Telah Masuk RI Sejak Januari 2021
pixabay.com/Ilustrasi
Nasional

Baru-baru ini Kemenkes mengingatkan untuk berhati-hati karena varian mutasi B1617 telah masuk ke Indonesia. Pakar menyatakan bahwa mutasi virus tersebut telah masuk Indonesia sejak Januari 2021.

WowKeren - Belakangan, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa mutasi COVID-19 telah masuk ke Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa mutasi banyak ditemukan di area dermaga.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang pakar yang juga Wakil Ketua Penyakit Infeksi Emerging RSUD Dr Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Harun Hudari menyatakan bahwa mutasi varian COVID-19 telah masuk ke Indonesia sejak Januari 2021. Khususnya varian mutasi COVID-19 asal India B1617 yang ditemukan di Palembang, Sumatra Selatan.

Harun menyampaikan bahwa pemeriksaan laboratorium terhadap varian B1617 itu melalui langkah yang panjang sehingga pemerintah baru mengumumkannya belakangan ini. Pemerintah mengumumkan adanya varian mutasi yang masuk Indonesia melalui Kemenkes.

"Empat pasien dengan mutasi COVID-19 B1617 ini sudah dirawat sejak Januari di RSMH, namun karena pemeriksaan untuk memastikan varian ini panjang, makanya baru diumumkan pada 8 Mei ini," terang Harun, Senin (10/5). "Pasiennya orang Sumsel, sekarang sudah bagus, sudah pulang."


Lebih lanjut, varian B1617 ini memiliki tingkat berbahaya dan fasilitas yang sama, namun lebih cepat menyebar karena mutasi ganda serta menyebabkan penyebaran dua kali lebih cepat dari varian lainnya. Meski demikian, para pasien yang terinfeksi mutasi varian tersebut bisa sembuh dengan melakukan isolasi mandiri.

Harun mengatakan varian mutasi B1617 memiliki risiko yang sangat tinggi bagi usia rentan dan penderita penyakit kormobid apabila terpapar. Bahkan orang yang sudah sembuh dan divaksin COVID-19 pun rentan terinfeksi virus mutasi B1617.

"Karena sudah ada sejak Januari, kemungkinan besar varian ini sudah banyak menyebar," terangnya. "Tapi ada tidaknya varian ini, kalau kita lalai tetap tinggi tingkat kematian Sumsel ini."

Sementara itu, Kepala Seksi Imunisasi dan Surveilans Dinas Kesehatan Sumsel Yusri mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan penyelidikan dan cek silang data terkait riwayat penularan, gejala, dan kontak terdekat. Sehingga pihaknya belum bisa memastikan jumlah varian mutasi B1617 yang ada.

"Kami belum bisa memastikan ada berapa varian B1617 di Sumsel, yang pasti ada empat orang yang dikonfirmasi Kemenkes," jelas Yusri. "Kita tidak bisa memperkirakan karena harus berbasis penelitian laboratorium."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru