Vaksin Sinovac Pulihkan Kota di Brasil Dekati Kondisi Normal
Dunia

Eksperimen yang dikenal sebagai "Project S" berlangsung selama empat bulan. Hasil awal menunjukkan pandemi dapat dikendalikan jika 3/4 populasi divaksinasi penuh dengan Sinovac.

WowKeren - Sebuah kota berpenduduk 46.000 di Brasil memberi harapan baru kepada jutaan orang yang menerima suntikan COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Tiongkok, Sinovac. Masyarakat Serrana di pedesaan negara bagian Sao Paulo telah kembali ke kehidupan yang hampir normal setelah adanya proyek delapan minggu untuk menguji suntikan vaksin itu dalam kondisi real life.

Hampir semua orang mau ketika ditawari vaksin yang dibuat oleh perusahaan farmasi Sinovac. Para dokter yang merawat pasien COVID-19 di Serrana melihat jumlah pasien terus menurun. Melansir AP News, kehidupan di sana telah kembali mendekati normal dengan para tetangga mulai mengobrol, dan keluarga di sana menggelar pesta barbekyu.

"Kami sekarang kenyang seperti dulu," kata Rogério Silva, seorang staf di toko minuman dan makanan ringan. "Beberapa minggu lalu, orang tidak mengantre di sini, tidak makan di dalam, dan saya tidak akan membiarkan mereka menggunakan kamar mandi. Sekarang sudah kembali."


Eksperimen yang dikenal sebagai "Project S" berlangsung selama empat bulan. Hasil awal yang diumumkan pada Senin (31/5) menunjukkan pandemi dapat dikendalikan jika tiga perempat populasi divaksinasi penuh dengan Sinovac, kata Ricardo Palacios, direktur di Institut Butantan negara bagian Sao Paulo dan koordinator penelitian.

"Hasil terpenting adalah pemahaman bahwa kita dapat mengendalikan pandemi bahkan tanpa memvaksinasi seluruh populasi," kata Palacios. Sementara itu, Sinovac banyak digunakan di negara-negara di dunia termasuk Indonesia dan Pakistan. Vaksin ini dinilai lebih terjangkau dibanding Pfizer maupun Moderna.

Serrana mencatat penurunan pada angka kematian sebesar 95 persen, rawat inap 86 persen dan kasus bergejala 80 persen. Proyek tersebut "menunjukkan bahwa vaksin itu efektif," kata Gonzalo Vecina, salah satu pendiri regulator kesehatan Brasil dan profesor sekolah kedokteran, kepada AP News.

Kendati demikian, ia dan Denise Garrett, presiden Sabin Vaccine Institute, mengatakan jika masih ada pertanyaan yang belum terjawab. Lebih banyak data diperlukan untuk menganalisis hasil dengan benar, termasuk informasi tentang orang-orang yang mendapat suntikan tetapi tidak mengembangkan kekebalan.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait