Nadiem Makarim Beber Kelebihan Asesmen Nasional Dibanding UN: Tak Bebani Siswa
Instagram/nadiemmakarim
Nasional

Mendikbudristek Nadiem Makarim menepis kabar bahwa Asesmen Nasional (AN) akan membebani siswa, termasuk mengharuskan mereka untuk membeli laptop. Malah menurut Nadiem AN membawa banyak kelebihan.

WowKeren - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim kembali mensosialisasikan soal Asesmen Nasional (AN). AN ini sendiri merupakan metode evaluasi yang "setara" dengan Ujian Nasional (UN), namun ditegaskan Nadiem malah membawa lebih banyak kelebihan untuk para partisipan.

Nadiem menegaskan, berbeda dengan UN, AN tidak menimbulkan konsekuensi apapun bagi siswa, guru, maupun kepala sekolah. Sebab persepsi ini muncul selama pelaksanaan UN, misalnya ketika nilai UN buruk maka siswa, guru, maupun citra sekolah akan terdampak karenanya.

"Persepsi ini yang harus dibasmi. AN tidak membebani individu seperti UN," tegas Nadiem, Selasa (24/8). Nadiem bahkan menegaskan bahwa pelaksanaan AN bersifat sangat penting di tengah pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Hal ini disampaikan Nadiem di hadapan Komisi X DPR RI, sembari ia menekankan output akhir AN adalah agar Kemendikbudristek bisa memetakan sejauh mana ketertinggalan dunia pendidikan akibat COVID-19. Sebab perubahan metode pembelajaran menjadi daring membuat praktisi pendidikan meyakini ada learning loss yang harus segera didata dan dipetakan.


"Justru dengan adanya pandemi, AN menjadi jauh lebih penting untuk mengetahui seberapa besar ketertinggalan kita, mencakup apa saja dan di mana saja. Dengan AN juga, kita mengetahui daerah dan sekolah yang paling membutuhkan bantuan," papar Nadiem, dikutip dari Kompas.

Nadiem juga menepis anggapan pelaksanaan AN akan membebani dari segi sarana-prasarana yang harus dimiliki siswa. Disebutkan olehnya, siswa tidak perlu membeli laptop untuk latihan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang merupakan salah satu bagian dari AN.

Malah alih-alih memakai laptop atau sambungan internet, peningkatan AKM bisa dilakukan dengan buku dan koran. "Untuk meningkatkan AKM dalam hal literasi, peserta AN sebaiknya membaca buku, koran, majalah sebanyak-banyaknya," ujar Nadiem.

"Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi numerasi, tidak ada jalan pintas selain meningkatkan kemampuan berpikir kritis murid-murid secara sistematis. Itu semua butuh proses dan memang tidak dapat dibimbelkan," imbuhnya.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) dan Perbukuan Kemendikbudristek, Anindito Arditomo, juga menekankan bahwa AN bertujuan untuk mengevaluasi sistem pendidikan. Sedianya AN akan digelar di daerah yang sudah diperbolehkan melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas, dalam hal ini berarti menjalani maksimal PPKM Level 3.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait