Jadi Wilayah PPKM Level 3, Jakarta Mulai Buka Sekolah Tatap Muka Terbatas 30 Agustus 2021
Nasional

Menurut Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI, Taga Radja, sejumlah sekolah yang sebelumnya telah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas akan kembali dibuka secara bertahap.

WowKeren - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di DKI Jakarta telah diturunkan menjadi Level 3 per Selasa (24/8) kemarin. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI pun akan memulai sekolah tatap muka terbatas mulai Senin (30/8) pekan depan.

Menurut Kepala Bagian Humas Dinas Pendidikan DKI, Taga Radja, sejumlah sekolah yang sebelumnya telah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas akan kembali dibuka secara bertahap. Diketahui, 243 sekolah telah mengikuti uji coba PTM terbatas pada April hingga Juni 2021 lalu. Sebanyak 372 sekolah lain juga akan ikut buka pekan depan.

"Jadi ada 615 sekolah (yang akan menerapkan PTM terbatas)," tutur Taga dilansir Kompas.com, Selasa. "Mudah-mudahan (datanya) tidak berubah minggu depan."

Adapun sistem penerapan PTM terbatas ini disebut tidak akan jauh berbeda dari sebelumya. "Masih pola seperti kemarin, selang-seling, jadi Senin, Rabu, Jumat. Selasa dan Kamis semprot disinfektan. Kapasitas maksimal 50 persen. Terus durasi belajar maksimal sampai jam 12," jelas Taga dilansir CNN Indonesia.


Sebagai informasi, PTM terbatas memang diizinkan dilakukan di wilayah PPKM Level 3. Hal ini tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 4, Level 3, dn Level 2 COVID-19 di wilayah Jawa dan Bali.

Instruksi tersebut telah diteken Mendagri Tito Karnavian pada 23 Agustus 2021 lalu. "Bagi satuan pendidikan yang melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas dilaksanakan dengan kapasitas maksimal 50 persen," demikian kutipan Inmendagri tersebut.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim ingin agar siswa yang selama ini menjalani pembelajaran jarak jauh (PJJ) segera kembali ke sekolah. Nadiem pun mengungkapkan sejumlah dampak negatif PJJ yang terlalu lama bagi anak. Salah satunya adalah adanya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

"Saya tidak harus lagi menjelaskan apa risikonya. Ini kita sudah ada penurunan capaian belajar, banyak anak yang putus sekolah, apalagi perempuan ya di berbagai macam daerah. Banyak learning loss yang dampaknya permanen. Kekerasan terjadi di dalam rumah tangga," paparnya. "Ini kita semua sudah tahu. Kita semua adalah orangtua atau anak, atau punya teman yang sudah mengalami ketegangan melaksanakan PJJ. Jadi ini harus segera kita akselerasi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru