Tahun Depan Vaksin Booster COVID-19 Berbayar Mulai Rp100 Ribu, Begini Pola Distribusinya
Twitter/KemenkesRI
Nasional

Menkes Budi Gunadi Sadikin membuka opsi harga booster COVID-19 berbayar di kisaran Rp100-150 ribu. Namun akan ada subsidi yang disediakan, seperti pola berikut ini.

WowKeren - Pemerintah sudah membuka rencana menyediakan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga alias booster untuk masyarakat umum pada tahun 2022 mendatang. Namun sedianya vaksinasi booster ini akan diberikan secara berbayar.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap harga vaksin booster nanti di kisaran Rp100-150 ribu per dosisnya. "Akan terbuka dengan vaksin yang masuk sehingga rakyat mendapatkan booster bisa memilih," ujar Budi Gunadi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Rabu (25/8).

Namun seperti disebutkan sebelumnya, pemerintah tetap menyediakan skema vaksinasi booster gratis atau setidaknya mendapatkan subsidi. "Yang PBI kita bisa lakukan subsidinya melalui BPJS (Kesehatan)," terang Budi Gunadi.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI dari Fraksi Golongan Karya, Melki Laka Lena. "Yang masuk kategori PBI, iurannya dibayar pemerintah. Sementara yang tidak, mereka masuk kategori penerima vaksin yang bisa berbayar," terang Melki kepada Metro TV, Kamis (26/8).


Pola distribusi semacam ini, dijelaskan Melki, ternyata telah dirancang sejak awal kemunculan vaksinasi COVID-19 di Tanah Air. Namun pada keberjalanannya, akhirnya Presiden Joko Widodo memutuskan agar vaksinasi diberikan gratis kepada masyarakat, serta dibantu swasta dengan mekanisme Vaksin Gotong Royong.

"Wacana awal saat itu 30 persen gratis dan 70 persen berbayar, sempat juga 50 persen 50 persen," kata Melki. "Dan terakhir bapak presiden mengambil kebijakan semuanya digratiskan."

Kendati demikian, Melki memastikan warga yang tidak masuk kategori PBI tidak perlu khawatir karena pemerintah akan menyediakan beragam mekanisme subsidi lain. "Kalau kategorinya misalnya bukan penerima upah, tapi dalam kategori tertentu mesti dibantu. Kita pikirkan bagaimana apakah melalui perusahaan atau CSR," tegasnya.

"Kita belajar dari pengalaman kasus swab antigen dan PCR, sehingga nanti harga keekonomiannya betul-betul tepat dan cermat," imbuh Melki. Sedangkan mekanisme vaksinasi booster berbayar ini, disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati adalah karena perubahan pandemi menjadi endemi sehingga vaksin memang menjadi kebutuhan untuk masyarakat.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait