Varian Corona R.1 Sudah Masuk Indonesia? Ini Kata Kemenkes
Pixabay/mattthewafflecat
Nasional

Varian R1 yang banyak ditemukan di Amerika Serikat ini diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibanding varian lainnya. Lantas, apakah varian baru ini telah masuk ke Indonesia?

WowKeren - Varian baru virus corona (COVID-19) lagi-lagi muncul. Kali ini, ada Varian R1 yang banyak ditemukan di panti jompo Kentucky, Amerika Serikat.

Varian R1 ini diduga memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi dibanding varian lainnya. Lantas, apakah varian baru ini telah masuk ke Indonesia?

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, Varian R.1 masih belum teridentifikasi masuk ke Indonesia. Meski masih belum masuk, Nadia menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya untuk menjaga perbatasan Indonesia untuk mencegah masuknya varian COVID-19 yang baru.

"Belum masuk ke Indonesia," ujar Nadia kepada Kompas.com, Senin (27/9).

Nadia memaparkan bahwa Varian R.1 tersebut masuk dalam kategori varian alert for futher monitoring atau masih dalam pemantauan WHO. Pemantauan tersebut dilakukan untuk mengetahui pola dan kontribusi varian tersebut pada COVID-19.


"Ini masih termasuk varian yang kategori ke-3, yaitu varian under monitoring. Jadi belum dipastikan untuk kontribusi pada pola penyakit COVID-19," jelas Nadia.

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Subandrio memberikan jawaban yang senada. Menurut Amin, Varian R.1 masih belum ditemukan di Indonesia.

"Belum ditemukan di Indonesia. Kalau saya tidak salah ada di negera lain mungkin di Jepang penelitiannya masih sedikit," papar Amin dilansir Suara.com.

Hingga saat ini, varian tersebut hanya menjadi sebagai kecil penyebab infeksi di beberapa negara. Amin juga menjelaskan bahwa Varian R.1 belum ditemukan memiliki karakter serupa Varian Delta yang lebih menular.

"R.1 ini ditemukan Maret di Amerika dan penemuan kasusnya masih sedikit sekali. Hal yang jadi perhatian pertama, dia punya beberapa sifat atau mutasi yang menyebabkan dia merangsang aktivitasnya terhadap antibodi," pungkasnya. "Tapi belum dimasukan ke dalam VOI (Variant of Interest) ataupun VOC (Variant of Concern)."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait