Pembatasan di Pesawat Sudah Longgar, Saf Salat Boleh Dirapatkan? Begini Kata Kemenkes
AP Photo/Tatan Syuflana
Nasional

Saat ini berbagai pelonggaran di tengah pandemi COVID-19 terus diberlakukan, termasuk terkait kapasitas penumpang transportasi umum. Lalu apakah saf ibadah berjemaah juga sudah boleh dirapatkan?

WowKeren - Pemerintah mewajibkan perjalanan domestik di wilayah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3-4 menunjukkan bukti negatif COVID-19 hasil tes PCR. Kebijakan ini sedianya berlaku mulai Minggu (24/10) besok.

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 berdalih kewajiban PCR ini karena hampir tidak ada pembatasan jarak di dalam transportasi lantaran kapasitas penumpang pun ditingkatkan. Lantas apabila kapasitas penumpang pesawat pun sudah dilonggarkan, bolehkah saf ibadah dirapatkan?

Pasalnya, sebagai pengingat, kapasitas pengunjung rumah ibadah masih dikurangi di tengah PPKM, yang diimplementasikan pula dengan tidak rapatnya saf ibadah. Lalu apa kata Kementerian Kesehatan terkait pertanyaan ini?

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, pun mengingatkan bahwa potensi penularan COVID-19 itu selalu ada. Siti Nadia tak menampik bahwa COVID-19 di Indonesia saat ini sudah mulai terkendali, namun kewaspadaan terkait penularan penyakit harus tetap dijaga dan tidak boleh lengah.


"Belum boleh jaga jarak itu tidak dilakukan, belum boleh misalnya saf antar di tempat ibadah itu kemudian dirapatkan kembali," kata Siti Nadia dalam sebuah diskusi virtual, Kamis (21/10). "Karena saat ini kita masih berperang melawan COVID-19."

Siti Nadia menegaskan, berbagai kebijakan pembatasan yang diterapkan pemerintah, semata demi mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19. Sebab banyak yang mengkhawatirkan timbulnya lonjakan kasus COVID-19 yang berkaitan dengan peringatan hari besar keagamaan serta libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Pasalnya di masa-masa tersebut, mobilitas masyarakat akan ikut meningkat, terutama saat perayaan hari keagamaan. "Nah ini potensi-potensi yang menyebabkan keniscayaan akan gelombang ketiga itu pasti terjadi," papar Siti Nadia.

Karena itulah, Siti Nadia mendorong masyarakat untuk ikut berkontribusi aktif dalam menekan penularan virus Corona, apalagi karena adanya varian Delta yang mendominasi. "Dia (varian Delta) cepat menyebar saat menunggu kita lengah kemudian menimbulkan penyebarannya yang luas dan peningkatan kasus," pungkasnya menegaskan.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru