Novel Baswedan Pertanyakan Agenda Pimpinan KPK Raker-Sepeda Santai di Yogyakarta
Nasional

Novel Baswedan heran dan mempertanyakan apakah acara pimpinan dan pejabat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut etis dilakukan di tengah pandemi COVID-19.

WowKeren - Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mengkritik agenda pimpinan dan pejabat lembaga anti-rasuah tersebut. Melalui cuitan di akun Twitter resminya, Novel mengungkapkan bahwa para pimpinan KPK akan mengadakan rapat kerja (raker) di Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta.

Setelah itu, para insan KPK itu disebut akan melanjutkan acara dengan agenda sepeda santai. Novel pun heran dan mempertanyakan apakah acara pimpinan dan pejabat KPK tersebut etis dilakukan di tengah pandemi COVID-19.

"Pimp KPK + pejabat utamanya besok & lusa, laks raker di Hotel Seraton Yogya. Dilanjut dgn Jumat pagi acara sepeda santai start Mapolsek Semplak - warung Kopi Kali Urang Yogya," cuit Novel pada Rabu (27/10). "Etis nggak sih? Ditengah pandemi & kesulitan mengadakan acara begini?"

Menurut Novel, agenda raker di luar kota dalam masa pandemi COVID-19 menunjukkan ketidakpekaan para pimpinan dalam menggunakan anggaran negara. Novel juga mengungkapkan bahwa Gedung KPK sendiri memiliki banyak ruangan yang cukup luas untuk menggelar rapat.


"Yang jelas kewajiban saja dilanggar, rasanya larangan apa pun enggak akan dipedulikan. Cuma sikap tidak peka gunakan anggaran negara untuk hal yang tidak penting, apakah akan kita maklumi?" terang Novel dilansir CNN Indonesia. "Di KPK banyak ruang rapat besar yang memadai untuk rapat koordinasi. Baru kali ini KPK adakan acara di lokasi yang jauh (Yogya) dan di hotel bintang 5. Acaranya juga lebih ke tamasya."

Di sisi lain, Novel bersama para mantan pegawai KPK diketahui telah mendirikan Indonesia Memanggil (IM) 57+ Institute. Novel menyebutkan bahwa IM57+ merupakan wadah bagi para mantan pegawai KPK yang diberhentikan karena tidak lulus TWK.

"Wadah pemersatu, kami sadar bahwa upaya berbuat kebaikan banyak tantangan banyak kesulitan. Oleh karena itu, orang-orang yang baik perlu ada saling bersepakat, bersatu. Kami menjaga soliditas dengan membentuk wadah," jelas Novel.

Selain itu, Novel menyatakan bahwa IM57+ Institute juga dibentuk dari rasa keprihatinan. Mengingat para mantan pegawai KPK yang diberhentikan adalah orang-orang cerdas, beberapa bahkan sempat mendapat beasiswa untuk sekolah ke luar negeri.

"Artinya, negara yang telah berinvestasi cukup banyak untuk mendidik kami, membuat kami bisa berkontribusi terkait upaya pemberantasan korupsi justru malah dibuang oleh oknum tertentu," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait