Kirim Surat Terbuka ke Nadiem, Korban Pelecehan Seksual di Kampus Dukung Permendikbud PPKS
Max Pixel
Nasional

Korban tak mengungkapkan secara gamblang di kampus mana dirinya bekerja. Ia mengaku mendapat pelecehan seksual verbal terus menerus hingga membuatnya tak nyaman bekerja.

WowKeren - Seorang wanita yang bekerja sebagai tenaga kependidikan di perguruan tinggi negeri mengirimkan surat terbuka untuk Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim. Wanita tersebut mengaku telah mengalami pelecehan seksual verbal dari rekan kerjanya sendiri.

"Saya perempuan dan saya adalah tenaga kependidikan di salah satu fakultas ilmu sosial di kampus negeri yang membawa nama negara kita," demikian kutipan surat terbuka korban, dilansir CNN Indonesia pada Senin (22/11).

Meski demikian, korban tak mengungkapkan secara gamblang di kampus mana dirinya bekerja. Ia mengaku mendapat pelecehan seksual verbal terus menerus hingga membuatnya tak nyaman bekerja.

Beberapa kejadian yang di alamnya antara lain gurauan mengenai alat kelamin, gurauan tentang hubungan seksual, hingga tatapan sensual. Korban mengungkapkan bahwa rekan di tempat kerjanya memaklumi tindakan pelaku dan menganggapnya sebagai sekadar gurauan semata.

Namun tindakan pelaku membuat korban merasa trauma hingga pergi ke psikiater. Korban bahkan telah mendapat resep obat.

Korban akhirnya memberanikan diri untuk melaporkan pelecehan yang dialaminya ke Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia pada 19 November 2018. "Saya uraikan keluhan saya hingga ke detail dialog yang kerap diucapkan dan gestur yang kerap pelaku lakukan kepada saya," ujarnya.


Adapun korban mengakui bahwa peristiwa pelecehan yang dialaminya sulit untuk dibuktikan. Oleh sebab itu, ia tidak meminta agar pelecehan tersebut diusut dan menghukum pelaku. Korban hanya mendesak pihak fakultas untuk memberikan edukasi dan sosialisasi mengenai batas-batas kekerasan seksual.

"Tidak ada tanggapan dari email aduan saya hingga pelaku pensiun pada Oktober 2019. Bahkan hingga hari ini saya tidak mendapat jawaban kenapa aduan saya tidak ditanggapi," ungkapnya.

Meski peristiwa pelecehan seksual yang dialaminya sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, korban mengaku masih mengingat-ingat kejadian yang menumpanya. Salah satunya kala ia mengikuti pertemuan virtual dengan mantan Wakil Dekan Bidang SDM.

Awalnya, korban merasa sangat marah kala melihat wajah wakil dekan tersebut. Kemudian ia tiba-tiba mengalami gejala cedera mental seperti tangan dan kaki kebas yang kemudian menjalar ke betis, perut, hingga bibirnya.

"Hingga seluruh wajah saya kebas dan kaku. Saya juga sesak nafas. Lalu adik saya melarikan saya ke UGD," ungkapnya.

Setelah pulang dari UGD, korban pun baru sadar bahwa dirinya teringat akan pelecehan seksual yang dialaminya di tempat kerja usai melihat wajah wakil dekan tersebut. Korban lantas menyuarakan dukungannya terhadap Permendikdubristek Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di Perguruan Tinggi.

"Tulisan ini juga sebagai bentuk dukungan saya kepada Mas Menteri atas dibuatnya peraturan itu, bahwa ada seorang penyintas dari tenaga kependidikan yang menyambut hangat dan haru adanya peraturan itu," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru