5 Kabupaten/Kota di NTB Masih Berstatus PPKM Level 1 Pasca Penyelenggaraan WSBK Mandalika
Nasional

Adapun WSBK Championship digelar pada 19-21 November 2021 lalu. Lima kabupaten/kota penyelenggara WSBK antara lain Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

WowKeren - Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Luar Jawa-Bali hingga 6 Desember 2021 mendatang. Dalam periode PPKM kali ini, pemerintah mempertahankan status Level 1 untuk lima kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi wilayah penyelenggara World Superbike (WSBK) Mandalika.

"Seluruhnya termonitor masih Level 1," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers pada Senin (22/11).

Adapun WSBK Championship digelar pada 19-21 November 2021 lalu. Lima kabupaten/kota penyelenggara WSBK antara lain Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat.

Selain itu, Airlangga juga mengungkapkan bahwa situasi COVID-19 di Papua masih terkendali pasca pelaksanaan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI. Menurut Airlangga, kasus COVID-19 di Jayapura telah mengalami penurunan.

"Dari perkembangan berbagai kegiatan kemasyarakatan dan keolahragaan, dari evaluasi Peparnas, ini kita lihat di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura sampai penutupan tanggal 13 November, kasus berada dalam tren yang menurun," paparnya.


Diketahui, Peparnas XVI digelar pada 6-13 November 2021 lalu. Sebanyak 1.985 atlet dan 740 ofisial mengikuti ajang olahraga tersebut.

Sementara itu, Airlangga sempat mengungkapkan sejumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 pekan ini. Di antaranya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) naik 77 kasus, Kalimantan Barat (Kalbar) 43 kasus, Riau 16 kasus, Babel 15 kasus, dan Sulawesi Tenggara enam kasus.

"Namun seluruhnya masih dalam level yang sama, 20 provinsi level 2 dan 7 provinsi level 1," ungkap Airlangga.

Di sisi lain, Dicky Budiman selaku epidemiolog dari Griffith University Australia sempat mewanti-wanti COVID-19 di Tanah Air berpotensi masuk ke fase rawan pada Maret 2022 mendatang. Pasalnya, jika belajar dari pengalaman, lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia terjadi tiga sampai empat bulan pasca lonjakan di Eropa.

Dicky juga mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 bersifat fluktuatif. Oleh sebab itu, penurunan kasus yang signifikan di Indonesia dalam empat bulan terakhir bukan berarti pandemi sudah masuk ke fase aman.

"Nah, ini tentu tidak langsung pasti terjadi, tapi bisa menjadi rujukan bahwa Maret nanti atau triwulan 2022 menjadi masa yang sangat rawan untuk Indonesia," ujar Dicky kepada CNN Indonesia pada Senin (22/11).

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait