Menkes Sebut Penularan Subvarian BA.4 dan BA.5 Lebih Rendah Tapi Puncak Gelombang Diprediksi Juli
setkab.go.id
Nasional

Per Minggu (12/6), kasus subvarian Omicron tersebut telah bertambah menjadi delapan pasien, dengan dua orang terinfeksi subvarian BA.4 dan enam lainnya terinfeksi subvarian BA.5.

WowKeren - Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah menyebar di sejumlah wilayah Indonesia sejak Mei 2022 lalu. Per Minggu (12/6), kasus subvarian Omicron tersebut telah bertambah menjadi delapan pasien, dengan dua orang terinfeksi subvarian BA.4 dan enam lainnya terinfeksi subvarian BA.5.

Kekinian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa puncak penularan subvarian BA.4 dan BA.5 hanya sekitar sepertiga dari puncak varian Delta dan Omicron. Kasus rawat inap dan kematian yang disebabkan subvarian BA.4 dan BA.5 juga disebut lebih rendah.

"Hasil pengamatan kami, bahwa puncak penularan BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron," papar Budi usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pada Senin (13/6). "Kasus hospitality juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari Delta dan Omicron."

Budi mengakui bahwa varian baru ini telah menyebabkan peningkatan kasus di beberapa negara lain. Meski demikian, ia memastikan kenaikannya jauh lebih rendah dibanding varian Omicron dan Delta.

"Puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitality, kematian, jauh lebih rendah dibandingkan Omicron awal," jelasnya.


Namun pemerintah memprediksi bahwa puncak gelombang virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada bulan Juli mendatang. Oleh sebab itu, Budi mengingatkan agar tingkat vaksinasi booster alias dosis ketiga harus terus ditingkatkan.

"Vaksinasi booster harus ditingkatkan terus. Karena sekarang kan sudah bulan Juni-Juli, semua negara sudah siap-siap ada gelombang berikutnya," tutur Budi.

Menurut Budi, puncak gelombang terjadi sejak ditemukan kasus pertama. Karena saat ini sudah ada delapan kasus yang dilaporkan di Indonesia, maka puncak gelombang diperkirakan bisa terjadi di minggu ketiga bulan Juli 2022.

"Pengamatan kami gelombang BA.4 dan BA.5 biasanya puncaknya satu bulan setelah penemuan kasus pertama. Jadi harusnya di minggu ketiga Juli kita akan lihat puncak kasus dari BA.4 dan BA.5 ini," ujarnya.

Masyarakat dimintanya untuk segera mendapatkan suntikan booster vaksin COVID-19. Dengan demikian, daya imunitas mereka dapat terjaga.

"Kalau benar-benar masyarakat kita siap, termasuk dengan booster-nya yang baik, kemungkinan puncaknya tidak akan tinggi," tukasnya. "Dan ditambah dengan adanya booster ini daya imunitas masyarakat akan bertahan enam bulan lagi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru