WHO Bicara Soal Penularan COVID-19, Inikah Penyebab Kasus Positif di Indonesia Kembali Naik?
sehatnegeriku.kemkes.go.id
Nasional

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus diketahui turut berbicara dalam pertemuan pertama Menteri Kesehatan Negara Anggota G20 di Hotel Marriot, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Senin (20/6).

WowKeren - us COVID-19 periode 13-19 Juni 2022 mencapai 7.587 kasus, naik 105,7 persen dibanding periode 6-12 Juni yang hanya mencatat 3.688 kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lantas turut angkat bicara mengenai penularan COVID-19 di Indonesia. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus diketahui turut berbicara dalam pertemuan pertama Menteri Kesehatan Negara Anggota G20 di Hotel Marriot, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, pada Senin (20/6).

Tedros mengatakan bahwa penanganan COVID-19 di dunia umumnya telah mengalami kemajuan pesat. Meski demikian, muncul persepsi di masyarakat bahwa pandemi telah mereda padahal penularan masih terus terjadi.

"(Penularan) termasuk di negara Anda (negara para delegasi G20) hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa pengujian dan pengurutan (genome sequencing) yang menurun tajam," jelas Tedros.

Menurut Tedros, hingga kini masih ada 40 persen populasi di dunia yang belum menerima vaksinasi COVID-19. "40 persen dari populasi dunia masih belum tervaksinasi (corona)," terangnya.


WHO pun khawatir apabila genome sequencing masih terus menurun. Apalagi risiko kemunculan varian baru COVID-19 dinilai masih mungkin terjadi.

"Kami sama-sama prihatin bahwa pelajaran dari pandemi ini akan berlalu dan siklus kepanikan dan pengabaian akan terulang kembali," jelasnya.

Di sisi lain, epidemiolog dan peneliti Indonesia dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, berharap pemerintah mengkaji ulang sejumlah kebijakan terkait protokol kesehatan. Mengingat Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 berkembang cepat di saluran pernafasan bagian atas dan lebih sering terdeteksi di hidung.

"Memakai masker dan membatasi kapasitas sangat terbukti bisa menekan kasus," katanya dilansir CNBC Indonesia.

Selain itu, program booster alias dosis ketiga vaksinasi COVID-19 juga diharapkan terus digalakkan demi imunitas masyarakat. Subvarian BA.4 dan BA.5 diketahui bisa menular ke mereka yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi.

"Kasus akan naik. BA.4, BA.5 bisa berpotensi menimbulkan gelombang 4. Kalau kita tidak merespon dengan cepat, kita akan keteteran dengan kecepatan virus ini menyebar sehingga kelompok rawan seperti penderita komorbid bisa bergejala," tukasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait