Teddy Pardiyana masih mempermasalahkan soal warisan peninggalan mendiang Lina Jubaedah berupa kost-kostan di daerah Bandung. Sebelumnya Teddy sempat lapor polisi karena menuding Rizky Febian menguasai aset mendiang Lina.
- Trias Rohmadoni Alandari
- Selasa, 21 Juni 2022 - 12:51 WIB
WowKeren - Polemik Teddy Pardiyana dan Rizky Febian soal kepemilikan kost-kostan di kawasan STT Telkom Bandung makin memanas. Menurut Teddy, arwah mendiang Lina Jubaedah belum tenang jika dirinya belum mendapat warisan kost-kostan tersebut.
"Karena ibunya di sana diibaratkan pasti ada pertanyaan-pertanyaan itu. Di Yaumul Hisab pasti datanya 'ini masalah belum beres'. Pasti di alam sana belum tenang," kata Teddy Pardiyana, seperti dilansir dari Suara.
Pasalnya Teddy menilai ada hak keluarganya dari warisan kost-kostan Lina yang kini diklaim diakuisisi oleh Rizky Febian. "Kalau secara agama, itu ada hak bagian Dedek Bintang, saya, terus ibu almarhum, terus anak-anaknya," sambungnya.
Oleh karenanya, Teddy meminta Rizky Febian dan sang adik, Putri Delina untuk membuka hati. "Buat Teh Putri, Kak Iky. Mudah-mudahan bisa terbuka lah kalau memang sayang ibunya," ucapnya.
Teddy pun berharap polemik kost-kostan ini tidak berlarut-larut. Ia ingin permasalahan dengan anak-anak Sule itu bisa selesai secara kekeluargaan.
"Kalau bisa secara kekeluargaan dimediasi lagi," ucap Teddy. "Kita pinginnya selama tiga tahun ini cepet beres, jadi enggak berlarut-larut."
Sebelumnya Teddy Pardiyana lewat kuasa hukumnya, Wati Trisnawati, telah resmi mengadukan Rizky Febian ke Bareskrim Polri pada (27/5) lalu. Aduan itu dilayangkan karena Teddy menduga aset berupa kos-kosan warisan Lina Jubaedah dikuasai oleh Rizky Febian.
Dikatakan bahwa kost-kostan yang terletak terletak di kawasan Bandung, Jawa Barat tersebut berjumlah 32 pintu. Kuasa hukum Teddy menyebut bahwa aset peninggalan Lina itu mencapai Rp 2 miliar.
Kendati begitu, Wati Trisnawati menjelaskan bahwa kliennya hanya ingin meminta haknya saja. Dari Rp 1 miliar yang telah dikeluarkan, Teddy dikatakan hanya meminta jatah Rp 500 juta.
(wk/tria)
